KOMPAS.com - Pekan ini, harga salah satu crypto money bitcoin alami kemerosotan dengan harga 39.323 dollar AS atau sekitar Rp 558,33 juta per kepingnya.
Penurunan angka ini terbilang anjlok hingga 40 persen. Sebab, pada April 2021, harga bitcoin mencapai 64.804 dollar AS atau sekitar Rp 931 juta.
Diketahui, penyebab harga bitcoin anjlok lantaran pemberitaan negatif terkait CEO Tesla, Elon musk, mengumumkan bahwa perusahaan mobil listriknya tidak lagi menerima transaksi dengan bitcoin.
Menurutnya, proses penambangan bitcoin memberikan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan.
Dari pernyataannya itu, lebih dari 300 miliar dollar AS hangus dari pasar mata uang kripto.
Lalu, apakah tepat memborong bitcoin saat nominalnya sedang anjlok?
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Bitcoin
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Bukan langkah bijak
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho mengatakan bahwa membeli dalam jumlah banyak atau memborong bitcoin saat sedang anjlok bukanlah langkah yang bijak.
"Meskipun saat ini harga crypto lagi anjlok, bukan berarti merupakan langkah bijak bila kita menaruh seluruh uang kita untuk diinvestasikan disitu," ujar Andy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/5/2021).
Menurutnya, masyarakat yang tertarik dengan investasi bitcoin harus memperhatikan money management dan juga prinsip-prinsip perencanaan keuangan.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menaruh seluruh uang atau tabungannya di satu produk investasi saja.
Ia menyarankan untuk menyimpan uang disejumlah produk investasi yang berbeda.
"Selain itu, dari uang nganggur yang akan diinvestasikan, kita jg jangan menginvestasikan seluruhnya langsung namun secara bertahap," ujar Andy.
"Semisal awalnya 30 persen sampai dengan 50 persen, baru nanti ditambah lagi secara bertahap bila memang pergerakannya sesuai harapan," lanjut dia.
Baca juga: Apa Itu Bitcoin dan Mengapa Bernilai Tinggi?
Sisi positif dan negatif crypto money
Berinvestasi untuk kemudahan keuangan di masa depan bukanlah hal yang buruk.
Namun, ada sejumlah strategi yang harus dipahami bagi mereka yang berencana berinvestasi dalam jangka waktu panjang.
Ada perbedaan risiko yang harus dihadapi apabila memilih investasi dengan pergerakan yang lumayan bagus.
Andy mengungkapkan, berinvestasi di crypto memiliki sisi negatif yakni produk crypto tidak ada underlying asset-nya.
Hal ini menyebabkan nilai atau harga yang terbentuk bukan merupakan cerminan banyaknya aset yang dimiliki.
"Selain itu risikonya serupa dengan pasar saham, artinya ada potensi kita kehilangan uang apabila harga crypto yang kita beli di harga tinggi, tahu-tahu harganya jadi jeblok," ujar Andy.
Di sisi lain, untuk sisi positif dari berinvestasi di bidang crypto money yakni peminat dan permintaannya bisa menjadi sangat tinggi, sehingga harganya bisa naik dan turun.
Akibatnya, volatilitas crypto money menjadi sangat dinamis dan disukai oleh para trader.
"Dan karena kita isa memantau pergerakan harganya secara scientific, maka kita bisa menggunakan analisa teknikal sebelum masuk ke investasi ini," imbuh dia.
Baca juga: INFOGRAFIK: Apa Itu Bitcoin?
Harga Bitcoin Anjlok, Waktu Tepat untuk Beli? - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment