Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali ke level psikologis RM 4.000/ton terbantu kenaikan harga minyak mentah dan ekspor Malaysia yang meningkat tajam.
Harga kontrak pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatif Exchange tersebut naik 3,19% ke RM 4.041/ton hingga sesi istirahat siang pada perdagangan hari ini, Jumat (28/5/2021).
Harga minyak mentah Brent naik setengah persen hari ini dan semakin mendekati US$ 70/barel. Kenaikan harga si emas hitam didukung oleh data klaim tunjangan pengangguran AS yang turun tajam ke level terendah dalam satu tahun terakhir.
Minyak mentah bisa menjadi salah satu indikator untuk harga minyak nabati karena baik minyak sawit maupun minyak nabati lainnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel sehingga bersaing di pasar yang serupa dan pergerakan harganya akan berpengaruh satu sama lain.
Saat harga minyak mentah naik, harga minyak nabati juga akan cenderung mengekor. Begitu juga sebaliknya. Korelasi keduanya cenderung bernilai positif karena bergerak searah.
"Dukungan datang dari pemulihan bullish di CBOT untuk kedelai berjangka dan ICE Canola dan Euronext rapeseed futures," kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian dari pialang minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, kepada Reuters.
Selain kenaikan harga minyak mentah data ekspor Negeri Jiran yang bagus juga menjadi sentimen positif untuk harga minyak sawit mentah.
Berdasarkan data pemerintah yang baru saja dirilis, ekspor Malaysia pada bulan April naik 63% dari tahun sebelumnya dan menjadikannya laju pertumbuhan tercepat dalam lebih dari dua dekade.
Ekspansi April melebihi perkiraan 10 ekonom yang berpartisipasi dalam jajak pendapat Reuters. Konsensus memperkirakan bakal ada kenaikan 52,4% di bulan April. Namun kenyataannya lebih tinggi. Peningkatan ekspor bulan April lebih tinggi dari pertumbuhan 31% yang dibukukan pada Maret.
Laju pertumbuhan tercepat sejak Februari 1998, dengan kenaikan pengiriman terlihat di semua kategori kecuali gas alam cair dan peralatan transportasi menurut keterangan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Internasional Malaysia.
Dua faktor tersebut menjadi sentimen positif untuk harga minyak sawit mentah. Namun risiko pelemahan harga masih terbuka lebar mengingat aktivitas di India dan Malaysia masih dibatasi akibat peningkatan kasus Covid-19. Di sisi lain outlook produksi yang lebih baik pada paruh kedua juga menjadi downside risk untuk harga minyak nabati ini.
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
Minyak & Ekspor Malaysia Naik, Harga CPO Balik ke RM 4.000 Market - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment