JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap alasan yang menyebabkan harga minyak goreng di pasaran terus melonjak.
Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak goreng rata-rata nasional saat ini untuk harga minyak goreng curah Rp 16.100 per liter.
Adapun harga minyak goreng kemasan sederhana dibanderol seharga Rp 16.200 per liter, sedangkan minyak goreng kemasan premium harganya Rp 17.800 per liter.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Bisa Makin Mendidih
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menegaskan, kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam.
Sebab, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.
“Meskipun Indonesia adalah produsen crude palm oil (CPO) terbesar, namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/11/2021).
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Menurutnya, dengan entitas bisnis yang berbeda, tentunya para produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yaitu harga lelang KPBN Dumai yang juga terkorelasi dengan harga pasar internasional.
“Akibatnya, apabila terjadi kenaikan harga CPO internasional, maka harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga internasional,” jelas Oke.
Selain itu, dari dalam negeri, kenaikan harga minyak goreng turut dipicu turunnya panen sawit pada semester ke-2.
Baca juga: Awal November, Harga Minyak Goreng Terus Naik
Sehingga, suplai CPO menjadi terbatas dan menyebabkan gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng, serta adanya kenaikan permintaan CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B 30.
“Tren kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak Mei 2020. Hal ini juga disebabkan turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil terbesar,” ujarnya.
“Selain itu, juga rendahnya stok minyak nabati lainnya, seperti adanya krisis energi di Uni Eropa, Tiongkok, dan India yang menyebabkan negara-negara tersebut melakukan peralihan ke minyak nabati.,” sambungnya.
Faktor lainnya menurut Oke yaitu gangguan logistik selama pandemi Covid-19, seperti berkurangnya jumlah kontainer dan kapal.
Baca juga: Promo Alfamart dan Indomaret, Ada Diskon Harga Minyak Goreng
Sejalan dengan itu, ia menegaskan bahwa Kemendag terus berupaya menjaga pasokan dan harga minyak goreng di dalam negeri.
Hal itu dilakukan dengan dengan meminta asosiasi dan produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana minimal hingga menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2022.
“Kami meminta baik asosiasi maupun produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana untuk menjaga pasokan di dalam negeri dengan harga terjangkau minimal hingga menjelang Natal dan Tahun Baru 2022,” ucapnya.
“Kami juga terus memantau pendistribusiannya dengan menggandeng asosiasi ritel modern agar minyak goreng kemasan sederhana mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat,” tegas Oke.
Baca juga: Ikatan Pedagang Pasar: Harga Minyak Goreng Sekarang Lebih Parah...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Kemendag Ungkap Alasan Harga Minyak Goreng Makin Mahal - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment