Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara belum berhenti naik. Kenaikan harga si batu hitam kini menjadi 10 hari perdagangan beruntun.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 183,15/ton. Naik 1,69% dari posisi akhir pekan lalu.
Kenaikan tersebut menggenapi tren positif harga batu bara menjadi 10 hari berturut-turut. Selama 10 hari itu, harga naik 26,66%.
Pemulihan ekonomi usai pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat permintaan batu bara menanjak. International Energy Agency (IEA) memperkirakan pembangkitan listrik dari batu bara tahun ini mencapai 10,35 Terawatt Hours (TWh), naik 9% dari 2020.
"Peningkatan permintaan melebihi pasokan yang mampu disediakan sumber energi rendah karbon," sebut laporan IEA.
Secara keseluruhan, permintaan batu bara naik 6% pada 2021. Ini memperhitungkan pembangkit listrik dan kebutuhan industri lainnya seperti semen. Jika tren ini berlanjut, maka permintaan batu bara bisa menembus rekor tertinggi sepanjang masa pada 2022.
"Sebetulnya, ini adalah sinyal yang mengkhawatirkan karena melenceng dari upaya menuju nol emisi," tegas Fatih Biroll, Direktur Eksekutif IEA, seperti dikutip dari Reuters.
China dan India menjadi negara dengan peningkatan permintaan batu bara tertinggi. Tahun ini, permintaan batu bara untuk pembangkit listrik di China diperkirakan naik 9% sedangkan India melesat 12%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Harga Naik 10 Hari Nggak Putus, Batu Bara Makin 'Seksi'! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment