Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga melesat mencapai harga tertinggi dalam sebulan setelah pasar buka dari libur Natal. Sentimen COVID-19 yang mulai mereda turut mendorong harga tembaga.
Kemarin (29/12/2021) harga tembaga ditutup di US$ 9.666,5/ton, naik 1,03% dibandingkan posisi terakhir.
Sumber: Investing
|
"Perdagangan sedang sepi, tetapi beberapa investor jangka panjang masih berada di pasar. Saya pikir mereka mendorong harga untuk penilaian akhir tahun dan Anda tidak akan melihat perlawanan nyata," kata Malcolm Freeman di Kingdom Futures.
Pelaku pasar melihat sentimen varian Omicron yang mulai mereda setelah studi ilmiah mengungkapkan varian baru ini tidak lebih berbahaya dari varian Delta. Tahun depan pun dosis vaksi booster mulai disuntikan dan jadi senjata melawan Omicron.
Permintaan dari China, konsumen tembaga terbesar dunia, pada tahun depan diperkirakan akan bertumbuh dan tetap berada di level sebelum COVID-19.
"Kekurangan energi yang tercatat pada paruh kedua tahun 2021 menyebabkan penurunan permintaan logam China. Oleh karena itu, kami melihat beberapa permintaan didorong kembali ke tahun 2022, karena prospek manufaktur mobil, mesin dan peralatan, dan sektor elektronik konsumen tetap positif, " Fitch Solutions berkata dalam sebuah catatan.
Namun harga tembaga masih akan dibayangi oleh perlambatan di sektor properti China akan membatasi permintaan logam secara keseluruhan tahun depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ras/ras)
Perhatian, Harga Tembaga Catat Rekor Baru! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment