Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang belum menyerah mengusulkan pemberian insentif Pajak Penjualan atas Barang mewah (PPnBM) mobil baru sampai 100%.
Bila usulan ini benar-benar bisa diterima maka masih ada peluang kenaikan harga mobil-mobil baru seperti Avanza di 2022 tak terjadi. Avanza mengalami kenaikan Rp 20-30 juta sejak Januari 2021.
Program ini sudah berjalan sepanjang Maret 2021 hingga Desember 2021 lalu namun terhenti di awal tahun 2022 ini karena usulan Agus tersebut belum mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Agus mengusulkan agar mobil dengan harga penjualan di bawah Rp250 juta dan local purchase minimal sebesar 80% tidak dikenai PPnBM mulai tahun 2022. Mobil dengan banderol di bawah Rp 250 juta menguasai segmen pasar sekitar 60% sehingga menunjukkan bahwa kendaraan dengan jenis tersebut mendominasi pasar mobil di dalam negeri dan sesuai dengan daya beli masyarakat.
"Menurut kami, hal ini dapat menjaga kelangsungan industri otomotif di tahun 2022 dan selanjutnya. Kebijakan stimulus PPnBM DTP terbukti mampu menjaga momentum pertumbuhan industri otomotif di Tanah Air, sekaligus meningkatkan utilisasi dan kinerja sektor industri komponen otomotif," ujar Agus dalam keterangan resmi Rabu (5/1/21).
Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Pada Maret-November 2021, penjualan mobil yang menjadi peserta program stimulus PPnBM DTP mencapai 428.947 unit, atau meningkat 126,6% dari periode yang sama di tahun selanjutnya, sebanyak 189.364 unit.
Berkat peningkatan penjualan mobil tersebut, industri alat angkut pada triwulan II dan III tahun 2021 juga merasakan dampak positif, dengan pertumbuhan di masing-masing periode tersebut sebesar 45,2% (yoy) dan 27,8% (yoy).
"Selain itu, 319 perusahaan industri komponen tier 1, serta industri komponen tier 2 dan 3 yang sebagian besar merupakan industri kecil dan menengah (IKM) bisa terlibat dalam proses manufaktur dengan adanya kebijakan diskon PPnBM tersebut," sebut Agus.
Saat ini terdapat sekitar 550 perusahaan industri komponen Tier 1 dan 1.000 perusahaan industri komponen Tier 2 dan 3, yang sebagian besar adalah IKM.
"Selain itu, dengan tingkat kandungan lokal yang tinggi, industri mobil di tanah air makin berpeluang menjadi basis ekspor kendaraan, terutama untuk negara-negara berkembang," sebut Agus.
Ini bukan kali pertama Agus meminta insentif PPnBM kepada Sri Mulyani. Sebelumnya Ia mengakui sudah mengirim surat resmi kepada bendahara negara agar mendapat persetujuan kebijakan ini.
"Saya sudah mengirimkan surat kepada Ibu Menteri Keuangan. Kita lihat sekarang apa respons dari Ibu Menteri Keuangan, silakan ditanya langsung ke Ibu Menteri Keuangan," ucap dia pekan lalu.
Sri Mulyani sempat menyampaikan bahwa perpanjangan relaksasi pajak itu masih belum diputuskan karena masih dalam pembahasan setelah Presiden Joko Widodo meminta kelonggaran pajak itu dikaji kembali.
"Untuk PPnBM mobil kita belum putuskan, sama Presiden minta dikaji lagi, terutama tentu dikaitkan apakah demand-nya sudah meningkat cukup bagus, jadi kita akan lihat," kata Sri Mulyani kepada awak media di Kementerian Keuangan, Jakarta (31/12/2021).
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi)
Ada Harapan, Harga Avanza Cs Bisa Tak Jadi Naik Puluhan Juta! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment