Rechercher dans ce blog

Wednesday, January 26, 2022

Antisipasi Rupiah Melemah, Pengusaha Pilih Naikan Harga Produk - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat imbas dari kenaikan suku bunga tak lantas membuat pelaku usaha mengurangi impor. Penyesuaian harga di tingkat konsumen menjadi opsi yang paling mungkin dilakukan untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku dan penolong impor.

"Volume impor turun tidak juga karena transaksi sudah diawali dengan kontrak. Hanya saja bisa berdampak pada harga jual jika biaya produksi sudah di atas batas perhitungan usaha," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi, Rabu (26/1/2022).

Subandi mengatakan pelaku usaha tidak memiliki kiat khusus menghadapi tantangan tersebut mengingat fluktuasi nilai tukar rupiah merupakan hal yang lumrah. Dia hanya berharap kebijakan pemerintah bisa meminimalisir dampak negatif yang mungkin muncul.

"Kalau impor bahan baku/penolong untuk kepentingan ekspor juga sama saja karena kami menerima pembayaran dalam bentuk dolar. Tinggal bagaimana kebijakan pemerintah demi menjaga impor produktif tetap terakomodasi," katanya.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan kebijakan agresif yang berpotensi diambil The Fed tak lantas akan berpengaruh pada produktivitas industri nasional. Dia mengatakan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter tertinggi Indonesia akan melihat seberapa jauh pelemahan nilai tukar rupiah.

Rendy meyakini BI tidak akan membiarkan nilai tukar tertekan dalam. Otoritas moneter akan mengambil langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar di level yang akomodatif dengan beragam rangkaian kebijakan, mulai dari suku bunga acuan hingga intervensi market valuta asing jika memang diperlukan.

"Apalagi tahun lalu cadangan devisa mengalami peningkatkan dan saya kira cukup mampu untuk mendorong BI untuk melakukan intervensi jika memang diperlukan," katanya.

Dia juga mengemukakan bahwa sebelumnya BI telah menjalin kerja sama penandatanganan transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) dengan implementasi yang mulai berlaku antara Indonesia dan China.

"Perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah melalui dampaknya terhadap pengurangan ketergantungan pada mata uang tertentu di pasar valuta asing domestik," kata Rendy.

Dia juga berpendapat tekanan pada impor masih bisa diimbangi dengan kinerja impor nasional, meski ekspor diproyeksi tidak tumbuh setinggi 2021 karena normalisasi harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi yang lebih moderat di destinasi utama. Menurut Rendy, peran ekspor manufaktur akan memainkan peran penting dalam menjaga kinerja perdagangan luar negeri.

"Ekspor produk manufaktur yang mengalami pertumbuhan yang cukup signfikan tahun lalu. Saya kira jika tren pertumbuhan ekspor produk manufaktur bisa dipertahankan tahun ini, maka risiko tekanan impor bisa diminimalisir." 


Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

impor Rupiah
Konten Premium Masuk / Daftar

Adblock test (Why?)


Antisipasi Rupiah Melemah, Pengusaha Pilih Naikan Harga Produk - Bisnis.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Lebih Murah dari Daihatsu Sigra, Harga Mobil Listrik DFSK Mini EV Mulai Rp 120 Juta Jika Kena Subsidi - MSN

Lebih Murah dari Daihatsu Sigra, Harga Mobil Listrik DFSK Mini EV Mulai Rp 120 Juta Jika Kena Subsidi © Disediakan oleh GridOto DFSK Mini ...