JAKARTA, KOMPAS.com - Kazakhstan memiliki cadangan sumber daya alam yang besar, termasuk gas bumi. Namun harga bahan bakar di negara ini sangat mahal yang mengakibatkan protes besar-besaran.
Melansir Kompas.TV, pada Kamis malam, 6/1/2022, polisi Kazakhstan membubarkan massa aksi protes kenaikan bahan bakar dengan menembakkan gas air mata di Almaty, Kazakhstan.
Padahal pemerintah telah menetapkan status darurat dan jam malam sebelumnya. Namun aksi protes terus berlanjut hingga memakan puluhan korban tewas dan ratusan orang luka-luka.
Hal ini membuat negara-negara dari organisasi perjanjian keamanan kolektif (CSTO) mengirim kontingen penjaga perdamaian ke negara tersebut.
Baca juga: Mau Beasiswa Jutaan Rupiah? Intip Cara Daftar KIP Kuliah Kemendikbud
Lantas, apa yang memicu warga Kazakhstan untuk melakukan aksi protes sebesar ini?
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Kazakhstan selama ini dianggap sebagai negara yang kaya akan bahan bakar, baik minyak maupun gas bumi. Dengan sumber daya alamnya, Kazakhstan menjadi negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah yang memiliki perekonomian terbesar.
Terdapat dua ladang minyak terbesar di Kazakhstan yaitu Tengiz dan Kashagan. Sementara, cadangan gas bumi terbesarnya ada di sekitar Laut Kaspia, tepatnya di Karachaganak.
Namun, dikutip Kompas.com, pada 1 Januari 2022, pemerintah Kazakhstan mencabut subsidi gas sehingga menaikkan harga bahan bakar gas hingga dua kali lipat dari harga biasanya.
Keputusan ini diambil sebagai respons atas kenaikan harga gas bumi global sejak tahun lalu.
Baca juga: Apa Itu Freelance dan Bagaimana Cari Lowongan Kerjanya?
Namun, warga merasa keberatan karena gas cair merupakan bahan bakar kendaraan mereka. Dengan kenaikan harga gas ini membuat warga tidak bisa membeli bahan bakar tersebut.
Massa akhirnya melakukan aksi protes pada Minggu, 2/1/2022. Mulanya aksi protes ini berjalan damai tapi berujung kekerasan dnegan merusak gedung pemerintahan.
Dilansir dari indianexpress.com, para pengunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengundurkan diri dan segera menurunkan harga gas. Dengan alasan, kenaikan harga gas ini dapat menyebabkan kenaikan tajam harga pangan.
Kemudian selanjutnya akan berdampak pada ketimpangan pendapatan yang telah melanda negara tersebut selama beberapa dekade. Tahun lalu, inflasi Kazakhstan mendekati 9 persen, merupakan angka tertinggi dalam lebih dari lima tahun belakangan.
Baca juga: Manajemen Keuangan: Pengertian dan Fungsinya
Nampaknya kenaikan harga bahan bakar gas yang mencapai dua kali lipat ini hanyalah puncak dari gunung es. Sebab, meningkatnya ketidaksetaraan penapatan di Kazakhstan memburuk sejak pandemi virus Corona dan kurangnya demokrasi.
Di sisi lain, negara mampu menarik jutaan dollar AS dari investasi asing karena terlihat stabil secara politik. Padahal keotoriteran pemerintahnya telah banyak dikritik selama bertahun-tahun karena melanggar kebebasan fundamental.
Mengutip eurasianet.org, harga gas di Kazakhstan saat ini melonjak dua kali lipat menjadi 120 Tenge Kazakhstan setara Rp 3.945 per liternya.
Angka ini naik dua kali lipatnya dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya seharga 60 Tenge Kazakhstan setara Rp 1.972 per liter.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data globalpetrolprices.com, harga rata-rata gas di dunia saat ini adalah 341,43 Tenge Kazakhstan setara Rp 11.212 per liter.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Ironi Kazakhstan, Negara Kaya Gas yang Harga Gasnya Mahal - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment