loading...
Pengamat menilai sudah saatnya harga bbm non subsidi seperti Pertama mengalami kenaikan sehingga dapat mengurangi beban APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Foto/Dok
“Pertamina menaikan Pertamax saya kira ini keputusan yang tepat sekali porsinya. Kalau harga minyak dunia di atas 100 dollar per barrel, maka Pertamina sudah saatnya harus menaikan harga Pertamax,” kata Pengamat Energi, Fahmy Radhi saat dihubungi MNC PORTAL, Sabtu (26/3/2022).
Menurutnya, kenaikkan harga BBM Pertamax tidak akan berpengaruh terhadap inflasi dan tidak menurunkan daya beli masyarakat. Baca Juga: Perang Rusia Ukraina Bikin Beban Subsidi BBM, LPG hingga Listrik Membengkak
“Alasannya, saat ini untuk proporsi konsumen sekitar 12% dan Pertamax tidak digunakan transportasi sehingga tidak secara langsung menaikkan biaya distribusi yang memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok serta memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat,” paparnya.
Sementara itu Ia membandingkan dengan proporsi pengguna Pertalite yang mencapai 76% dan jika dinaikkan akan menyebabkan inflasi atau naiknya harga bahan pokok. “Untuk Pertamax sih tepat, diharga berapa karena Pertamax sejak awal ditetapkan oleh mekanisme pasar, ya kalau ada kenaikan itu wajar,” ungkapnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut APBN Siap Hadapi Berbagai Kondisi Negara
“Saya kira sudah saatnya Pertamina menaikkannya, kalau sebelumnya angka tertinggi Rp14.500 menjadi Rp16.000 per liter. Kenaikan harga BBM saya rasa tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN,” pungkasnya.
(akr)
Harga BBM Pertamax Sudah Saatnya Naik, Begini Penjelasannya - Ekonomi Bisnis
Read More
No comments:
Post a Comment