Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali anjlok dan bergerak dalam zona negatif. Pada perdagangan Selasa (26/4/2022), harga batu bara kontrak Mei ditutup di level US$ 318,15 per ton. Melemah 5,9% dibandingkan hari sebelumnya.
Harga batu bara melemah sejak Jumat (22/4/2022) setelah melambung 6,5% pada Selasa-Kamis (19-21/4/2022). Sejak penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga batu bara sudah anjlok 9,04%.
Secara keseluruhan, dalam sepekan terakhir, harga batu bara sudah melemah 7,9% point to point. Kendati demikian, dalam sebulan harga si batu hitam masih menguat 20,4% dan dalam setahun melesat 261,5%.
Anjloknya harga batu bara disebabkan meningkatnya pasokan, terutama setelah Rusia menjual harga batu bara mereka dengan harga murah. Dengan keputusan Uni Eropa yang melarang impor batu bara Rusia maka Negara Beruang Merah juga harus mencari pembeli batu bara mereka dengan cepat.
Terlebih, pasokan batu bara yang biasanya dikirim ke Uni Eropa tidaklah sedikit. Pada 2021 lalu, impor batu bara Uni Eropa dari Rusia mencapai 69 juta.
Sejumlah negara pun kemudian memanfaatkan momen larangan impor batu bara Uni Eropa untuk meningkatkan pembelian mereka. India dan China adalah dua negara yang memanfaatkan harga murah batu bara Rusia.
Dilansir dari Reuters, India dan Rusia pada pekan lalu sudah membahas kenaikan transaksi pembelian batu bara. India akan melipatgandakan pembelian batu bara dari Rusia pada tahun ini menjadi 9 juta ton.
India selama ini lebih menggantungkan impor batu bara mereka dari Australia. Namun, Australia telah menaikkan harganya dari US$ 200 menjadi US$ 700 per ton tahun ini. Hal itulah yang mendasari pemerintah India dan eksekutif dari JSW Steel melakukan pembicaraan dengan delegasi dari Rusia di New Delhi.
"Kekhawatiran mereka (Rusia) adalah bahwa mereka telah terpukul keras oleh sanksi. Mereka tertarik pada bagaimana kami dapat meneruskan MoU (soal pasokan batu bara)" kata salah seorang sumber yang mengetahui pertemuan tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Rusia sudah mengundang perwakilan India untuk mengunjungi Moskow untuk memastikan pengiriman berjalan lancar. Sementara itu, China juga telah menaikkan impor batu bara thermal mereka dari Rusia menjadi 1,4 juta tin di Maret 2022. Angka tersebut melonjak dibandingkan 1,1 juta ton yang diimpor pada Februari 2022 dan 590 ribu ton pada Maret 2021.
Laporan terbaru World Bank: Commodity Markets Outlook memperkirakan harga batu bara akan bergerak turun setelah melejit di Maret. Sanksi Uni Eropa juga mengubah pola perdagangan batu bara dunia. Uni Eropa dan Jepang yang sudah memutuskan untuk menghentikan impor batu bara dari Rusia akan mencari pasokan ke Australia, Kolombia, Indonesia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.
Sementara itu, China dan India akan mengurangi impor dari negara-negara tersebut dan meningkatkan pembelian dari Rusia. "Perubahan pola perdagangan ini membuat ongkos naik karena jarak pengiriman menjadi lebih jauh dan biaya transportasi menjadi lebih mahal," sebut laporan World Bank.
World Bank memperkirakan rata-rata harga batu bara pada tahun ini akan berada di level US$ 250 per ton, lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga tahun 2021 ( US$ 138,1 per ton).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(mae/mae)
Bles! Harga Batu Bara Ambles Nyaris 6% - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment