Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia ditutup menguat pada perdagangan hari ini setelah anjlok empat hari beruntun. Akan tetapi masa depan karena masih suram akibat karantina wilayah (lockdown)di China.
Pada Selasa (26/4/2022) harga karet dunia acuan bursa berjangka Jepang tercatat JPY 251,4/kg, naik 0,41% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Kenaikan harga karet dibatasi oleh lockdown di China yang akan memperlambat penggunaan ban di industri mobil. Akibatnya permintaan karet alam diperkirakan melemah dari produsen ban, kata seorang pedagang di Singapura, melansir Reuters, Selasa (26/4/2022).
Para pedagang di pasar Shanghai, konsumen karet terbesar di dunia, masih berpandangan pesimis terhadap prospek karet karena Beijing mungkin akan melakukan lockdown, tambah pedagang itu.
Shanghai, distrik pusat ekonomi dan bisnis Negeri Tirai Bambu, saat ini masih saja 'digembok' meski sudah sebulan. Bahkan ada kekhawatiran peningkatan kasus harian Covid-19 akan segera menjalar ke ibu kota Beijing.
"Penyebaran Covid-19 di Beijing terjadi diam-diam dari sumber yang belum diketahui. Perkembangannya sangat pesat," ujar seorang sumber di pemerintahan, seperti dikutip Reuters.
Semakin banyak wilayah yang 'dikunci', artinya aktivitas dan mobilitas masyarakat Negeri Panda akan sangat terbatas termasuk dari sektor industri. Ini akan membuat permintaan karet tentu berkurang.
Terutama permintaan dari China yang merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton, mengacu data Statista.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ras/ras)
Harga Karet Naik Tapi Jangan Senang Dulu! Masih Bisa Turun... - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment