Harga nikel dunia mulai bergerak stabil pada akhir Maret 2022, setelah perdagangan yang bergejolak pada dua minggu sebelumnya hingga mencetak rekor tertingginya di level US$100 ribu per ton.
Dilansir dari Reuters, Minggu (3/4), harga nikel dunia per 29 Maret turun 0,6 persen dibandingkan hari sebelumnya, menjadi US$32.520 per ton.
Harga nikel sempat melonjak dari US$29 ribu menjadi US$100 ribu per ton pada pertengahan bulan lalu. Kenaikan harga didorong oleh menurunnya pasokan nikel di London Metal Exchange (LME) yang mencapai 28 persen sepanjang Maret lalu.
Harga nikel juga dipengaruhi oleh invasi Rusia ke Ukraina. Konflik kedua negara menimbulkan kekhawatiran akan tersendatnya pasokan di pasar lantaran Negeri Beruang Merah merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.
Serentetan gangguan teknis membuat para pedagang marah dan mengakibatkan penurunan volume menjadi lebih tipis.
Volume harian rata-rata gabungan kontrak berjangka dan opsi nikel LME merosot menjadi 64.952 lot pada Maret. Angka tersebut turun jika dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 90.685 lot, dan 88.342 lot di Januari.
Seorang Top Eksekutif LME mengatakan pihaknya akan mengadakan tinjauan independen terhadap krisis nikel.
LME berfungsi sebagai utilitas bagi produsen logam, menetapkan harga di mana mereka menjual logam ke berbagai bisnis, dan berfungsi sebagai lindung nilai.
Wakil Ketua Eksekutif Tungsten West Mark Thompson mengatakan krisis nikel mungkin akan membuat LME terancam.
"LME sekarang kemungkinan besar akan mati secara perlahan akibat hilangnya kepercayaan terhadapnya dan produk-produknya," ungkapnya seperti dikutip dari CNN Business.
(mrh/bir)Harga Nikel Mulai Stabil Setelah Sentuh Rekor US$100 Ribu per Ton - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment