Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia melambung pada perdagangan awal pekan hari ini dan kembali ke level US$ 30.000/ton. Para pelaku pasar optimis dengan pemerintah China yang akan mencabut status lockdown 1 Juni nanti.
Pada Senin (30/5/2022) pukul 15:30 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 30.120/ton, melonjak 6,26% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.
Pusat bisnis China, Shanghai, terus memantapkan persiapannya untuk mencabut kebijakan penguncian atau lockdown pada 1 Juni mendatang.
Adapun, kebijakan lockdown akibat gelombang baru pandemi Covid-19 di Shanghai dalam 2 bulan terakhir telah memukul ekonomi kota tersebut. Akibatnya, rantai pasok dunia pun ikut terganggu.
Hal ini jadi sentimen positif bagi laju nikel dunia. Pasalnya China adalah konsumen nikel terbesar di dunia. China adalah konsumen terbesar nikel sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.
Permintaan nikel global diperkirakan meningkat menjadi 3,02 juta ton pada 2022 dari 2,78 juta ton pada 2021, menurut International Nickel Study Group (INSG). Permintaan akan ditopang oleh perluasan produksi baterai global untuk memasok kendaraan listrik beberapa tahun mendatang.
Sementara dalam jangka pendek pertumbuhan produksi global akan terkendala oleh larangan ekspor bijih nikel Indonesia yang membatasi pengiriman ke China, pengolah terbesar timah.
Fitch Solution memberikan proyeksi rata-rata harga nikel dunia pada 2022 di US$ 27.500/ton. Melonjak 49% dibandingkan rerata harga tahun 2021 yakni US$ 18.466/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Josss, Harga Nikel Naik 6 Hari Beruntun!
(ras/ras)
Harga Nikel 'Terbang' 6% Lebih! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment