Jakarta, CNBC Indonesia - Tren kenaikan harga emas masih berlanjut. Pada perdagangan Senin (27/6/2022) pukul 15:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.834,6 per troy ons. Harga emas menguat 0,46%.
Dalam sepekan, harga emas masih melemah 0,2% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga merosot 0,9% sementara dalam setahun masih menguat 3,2%.
Penguatan emas didukung oleh keputusan negara-negara kaya dan berpengaruh yang tergabung dalam G7 yang akan melarang impor emas dari Rusia. Negara G7 yang terdiri dari tujuh negara kaya dan berpengaruh di dunia yakni Prancis, Jerman, Italia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang akan melarang impor emas sebagai bentuk sanksi terhadap serangan Rusia ke Ukraina.
"Keputusan negara-negara G7 untuk melarang impor emas menjadi pendukung pergerakan emas dalam jangka pandek, terutama pada sesi pagi di pasar Asia ," tutur Jeffrey Halley dari OANDA, seperti dikutip Reuters.
Namun, Halley mengingatkan bahwa larangan impor lebih menjadi sentimen sementara. Faktor pendorong utama laju harga emas pada tahun ini tetap pada pergerakan dolar Amerika Serikat (AS).
Halley memperkirakan harga emas akan berada di kisaran US$1.780-$1.880. Kisaran harga tersebut sudah bertahan sejak Mei.
"Emas kemungkinan baru bisa bergerak di luar harga tersebut jika ada perubahan besar terhadap pergerakan dolar AS," imbuhnya.
Stephen Innes, dari SPI Asset Management, juga mengatakan larangan impor mungkin akan berdampak terhadap pergerakan emas. Namun, perhatian utama pelaku pasar masih terfokus pada kenaikan suku bunga acuan The Fed serta kekhawatiran resesi.
"Pasar akan kembali kepada perdebatan mengenai dampak kenaikan suku bunga yang berdampak negatif ke emas serta resesi yang berdampak positif ke emas," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Jika Perang Dunia III Meletus (Amit-amit), Segera Borong Emas
(mae/mae)
Emas Negeri Putin 'Haram', Harga Naik! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment