Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara langsung terbang pada awal pekan. Pada perdagangan Senin (20/6/2022), harga batu kontrak Juli di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 382,25 per ton. Melambung 6,55%.
Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 6 Juni lalu atau dua pekan terakhir. Kenaikan tersebut juga kembali mendekatkan harga batu bara ke level psikologis US$ 400 per ton.
Dalam sepekan, harga batu bara menguat 13,4% secara point to point. Namun dalam sebulan harga batu bara masih anjlok 9,2%.
Melambungnya harga batu bara dipicu oleh keputusan negara-negara besar Eropa yang kembali akan menggunakan komoditas tersebut sebagai sumber pembangkit listrik. Keputusan tersebut akan membuat permintaan batu bara meningkat sehingga kenaikan harga tidak bisa dihindari.
Negara-negara Eropa kembali beralih ke batu bara setelah Rusia memangkas pasokan gas alam cair ke mereka. Jerman, Inggris, Austria, Belanda adalah beberapa negara yang akan kembali menggunakan pembangkit listrik batu bara. Padahal, negara tersebut selama ini relatif anti terhadap batu bara dan memilih menggunakan gas atau sumber energi terbarukan lainnya.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan berkurangnya pasokan gas dari Rusia membuat mereka terpaksa mengurangi konsumsi komoditas tersebut. Berlin tengah berpacu untuk mengisi pasokan gas pada pembangkit listrik mereka menjadi 80% pada akhir awal Oktober dan 90% pada November mendatang.
Saat ini, pasokan gas hanya di kisaran 57%. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penggunaan listrik selama musim dingin. Mereka juga meminta masyarakat dan pelaku bisnis untuk menghemat pemakaian gas.
"Ini jelas menyakitkan tapi sangat penting untuk mengurangi konsumsi gas pada saat ini. Jika kita tidak melakukannya maka pasokan tidak akan cukup hingga akhir tahun dan menuju musim dingin," tutur Habeck, seperti dikutip Reuters.
Jerman telah menutup pertambangan batu bara terakhir mereka pada 2018. Sejak itu, Jerman menggantungkan pasokan batu bara mereka ke Rusia.
"Pasokan dari Rusia bisa digantikan dengan negara lain seperti Amerika Serikat, Kolombia, dan Afrika Selatan dalam beberapa bulan," tutur Kerua Asosiasi Importir Batu Bara Jerman Alexander Bethe, kepada Deutsche Welle.
Rencana pemerintah Jerman untuk menghidupkan pembangkit batu bara akan ditentukan oleh voting di parlemen pada 8 Juli mendatang. Dengan dihidupkannya pembangkit listrik batu bara, Jerman berharap bisa menambah tambahan kapasitas listrik sebesar 10 Giga Watt (GW).
Sumber: Deutsche Welle
|
Sedangkan pemerintah Belanda, Senin (20/6/2022), mengumumkan akan menghapus ketentuan batas produksi pada pembangkit batu bara mereka. Belanda membatasi kapasitas pembangkit listrik batu bara hanya 35% dari total untuk menekan emisi. Dengan aturan baru, pembangkit listrik batu bara Belanda akan beroperasi 100% hingga 2024.
"Kabinet memutuskan untuk segera menarik pembatasan pada pembangkit listrik batu bara hingga 2024. Tanpa langkah tambahan ini, tidak ada garansi bahwa kita akan memiliki pasokan gas cukup untuk musim dingin. Ini benar-benar pilihan yang sulit," tutur Menteri Energi dan Iklim Belanda Rob Jetten, seperti dikutip dari The Hague.
Belanda menggantungkan 15% pasokan gasnya daru Rusia, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata negara Eropa yang mencapai 40%. Belanda juga akan meminta perusahaan dan kalangan bisnis untuk sebisa mungkin menghemat energi menjelang musim dingin.
Pemerintah Austria, akhir pekan lalu, juga sepakat untuk mengganti pembangkit listrik mereka dari gas ke batu bara sebagai tindakan darurat. Pemerintah Austria akan bekerja sama dengan pemasok listrik utama mereka, Verbund Group, untuk membangkitkan kembali pembangkit mereka di Mellach.
Komisi Eropa mengatakan pembangkit listrik batu bara mereka kemungkinan akan beroperasi lebih lama daripada yang direncanakan karena situasi tak terduga yang terjadi sepekan terakhir. "Kami tahu bahawa bauran energi dan rencana anggota akan sedikit berubah karena situasi tak terduga ini," tutur juru bicara Komisi Eropa Tim McPhie, seperti dikutip France24.com.
Di tengah keputusan Eropa untuk kembali menggunakan batu bara, produksi batu hitam sejumlah negara menunjukkan peningkatan. Kabar ini tentu saja menjadi angin segar karena bisa mengurangi tekanan pasar akibat ketatnya pasokan.
Produksi batu bata China meningkat 10,3% (year on year/yoy) menjadi 370 juta ton pada Mei. Sebaliknya, impor mereka turun 2,3% (yoy) menjadi 20,55 juta ton.
Secara kumulatif, produksi batu bata China pada Januari- Mei mencapai 1,81 miliar, atau naik 10,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor batu bara Beijing turun 13,6% menjadi 96 juta ton pada lima bulan pada tahun ini.
Produksi batu bara India juga mengalami peningkatan pada periode April-Mei 2022. Selama April-Mei, produksi batu bara India mencapai 137,85 juta ton atau naik 28,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan diperkirakan akan berlanjut pada Juni ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Brukkk! Harga Batu Bara Ambruk 3%
(mae/mae)
Harga Batu Bara Terbang 6% Lebih! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment