Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ambles di sesi awal perdagangan pada Rabu (27/7/2022), setelah kemarin harga CPO melesat 3,89%. Bagaimana prediksi harga CPO ke depannya?
Melansir Refinitiv, pukul 09:00 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.736/ton atau anjlok 1,35%.
Secara teknis, Wang Tao, Analis Komoditas Reuters menilai bahwa harga CPO akan tetap netral dalam kisaran MYR 3.598-3.857/ton, kemudian pelarian akan menunjukkan arah.
Sumber: Refinitiv
|
Minyak kelapa sawit pada Selasa (26/7) ditutup melesat 3,89% menjadi MYR 3.787/ton (US$850,47/ton), setelah harga minyak saingan naik sehingga ikut mengerek harga CPO.
Kemarin, harga minyak kedelai di Dalian menguat tajam 3,29% dan harga kedelai di Chicago Board of Trade melesat 1,97%.
Karakteristik CPO yakni pergerakan harga CPO sering kali dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak saingan karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Tidak hanya itu, minyak mentah global juga naik karena meningkatnya kekhawatiran akan pengetatan pasokan gas Eropa.
Menguatnya harga minyak mentah membuat minyak sawit lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Sementara itu, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke China untuk bertemu Presiden Xi Jinping pada Selasa (26/7) untuk meningkatkan perdagangan dan memperluas kerja sama di berbagai bidang seperti pertanian dan ketahanan pangan.
Pada paruh pertama tahun 2022, impor China dari Indonesia sebagian besar komoditas telah melonjak 34,2% per tahun. Dengan demikian, Indonesia menjadi negara importir terbesar setelah Rusia. Melansir Reuters, China berjanji untuk menaikkan permintaan pada CPO Indonesia sebesar 1 juta ton.
Per Senin (25/7), Indonesia tercatat telah mengeluarkan izin ekspor minyak sawit untuk gabungan melalui skema Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 3,84 juta ton, sehingga jika ditotalkan hingga saat ini total kuota ekspor sekitar 5,3 juta ton di bawah skema DMO dan percepatan ekspor.
Dengan begitu, tampaknya penurunan harga CPO hari ini karena pasokan ekspor CPO Indonesia mulai membanjiri pasar nabati dunia yang tidak sebanding dengan permintaannya.
Diketahui, China merupakan konsumen CPO kedua terbesar dunia, masih menerapkan kebijakan zero Covid sehingga membatasi kegiatan bisnis. Akibatnya permintaan diprediksikan masih turun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Bos Sawit, Harga CPO Diprediksi Turun Nih... Panik Gak?
(aaf)
Bos Sawit Sabar Ya, Harga CPO Anjlok 1% Lebih! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment