Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah pada awal pekan ini. Pada perdagangan Senin (25/7/2022) pukul 06:03 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.725,34 per troy ons. Turun tipis 0,06%.
Pelemahan ini menutup kinerja positif emas pada dua hari perdagangan sebelumnya. Harga emas sempat menguat 1,3% pada Kamis dan 0,46% pada Jumat pekan lalu.
Dalam sepekan, harga emas masih menguat 0,96% secara point to point. Namun dalam sebulan, harga jatuh 5,5 % sementara dalam setahun menyusut 4%.
Phillip Streible, analis dari Blue Line Futures, mengatakan pelaku pasar akan fokus pada pertemuan Federal Open Market Committee(FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (Fed). Pertemuan yang digelar pada Rabu-Kamis (27-28 Juli) pekan ini akan menjadi masa-masa volatile bagi emas
Lukman Otunuga, analis dari FXTM, mengatakan pelaku pasar kini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada pekan ini. Pasalnya, kenaikan 100 bps sudah dikesampingkan oleh pejabat The Fed.
"Jika The Fed mengecewakan market dengan kenaikan suku bunga yang lebih rendah maka dolar AS akan melemah. Ini akan memberikan ruang lebih bagi emas untuk kembali menguat," tutur Otunuga, kepada Reuters.
Analis dari Standard Chartered Suki Cooper juga mengatakan kenaikan suku bunga acuan the Fed sebesar 75 bps kemungkinan tidak akan terlalu menggoyang harga pasar dalam jangka pendek.
"Jika the Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 bps maka pelaku pasar sudah menyesuaikan dengan risikonya. Namun, dalam jangka panjang emas masih akan berisiko melemah," ujar Suki.
Analis OANDA Craif Erlam menjelaskan emas sempat menguat pada Jumat karena yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun anjlok ke 2,75%, posisi terendahnya sejak 27 Mei 2022 atau hampir dua bulan.
"Pelemahan yield menopang pergerakan emas dalam jangka pendek," tutur Erlam.
Analis dari SPI Management Stephen Innes mengatakan pergerakan emas seperti anak ayam kehilangan induknya. Emas seolah menghilang di waktu yang dibutuhkan, yakni saat dolar AS melemah.
"Emas seperti anak ayam kehilangan induknya, menghilang dan tidak mampu menguat saat dolar AS melemah. Kenaikan suku bunga acuan memudarkan emas ," tutur Innes, seoerti dikutip dari Reuters.
Analis pasar Reuters, Wang Tao, mengatakan emas kini menguji titik resistance di harga US$ 1.721 per troy ons. Jika emas melewati batas tersebut maka emas akan terus merangkak naik ke kisaran US$ 1.728-1.739.
Pasar emas masih terjebak dalam kisaran netral US$ 1.700-1.721 dan belum menentukan arah berikutnya. Jika emas jatuh ke titik US$ 1.700 maka emas bisa terus melemah ke posisi US$ 1.683 per troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Emas Belum Meyakinkan
(mae/mae)
Harga Emas Tak Tentu Arah, Bak Anak Ayam Kehilangan Induk - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment