Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha jasa pengiriman ekspres berpotensi menaikkan tarif harga dari peningkatan beberapa beban ongkos logistik akibat terbatasnya ketersediaan kargo penerbangan dan faktor lainnya. Namun sampai saat ini pelaku usaha logistik masih menahan harga.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma menjelaskan peningkatan tarif tol, upah, hingga bahan bakar jadi faktornya. Selain itu tarif jasa pengiriman barang memang belum mengalami peningkatan dari sebelum pandemi. Sehingga asosiasi mengimbau anggotanya untuk melakukan penyesuaian harga.
"Mengimbau pada anggota untuk melakukan penyesuaian atau kenaikan harga minimal 10%," tulis imbauan Asperindo, dikutip, Senin (25/7/2022).
Namun sampai saat ini menurut Trian, belum ada anggotanya melaporkan telah meningkatkan tarif ongkos kirim barang.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Presiden Direktur PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohammad Feriadi, juga menjelaskan pihaknya sampai saat ini belum ada rencana melakukan penyesuaian atau meningkatkan tarif angkutan.
"Belum," katanya kepada CNBC Indonesia.
Selain itu beberapa pedagang online juga menjelaskan belum merasakan adanya peningkatan tarif ongkos kirim. Seperti yang dialami Stevi yang biasa menjual jasa titipan dari luar negeri.
"Saya biasa gunakan Wahana untuk wilayah Jabodetabek itu belum naik," katanya.
Begitu juga dengan reseller pedagang jasa titip untuk produk dalam negeri, Tammy juga belum merasakan adanya peningkatan tarif ongkos kirim. "Biasa pakai SiCepat masih Rp 10 ribu kok yang reguler di Jabodetabek ini," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Fakta-fakta Terbaru PHK Massal SiCepat
(hoi/hoi)
Harga-Harga Naik, Bos Logistik Masih Tahan Biaya Ongkir! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment