Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik sekitar 2% pada hari Jumat (1/7), menutup sebagian besar penurunan pada sesi sebelumnya. Pemadaman pasokan di Libya dan ekspektasi penutupan di Norwegia melebihi ekspektasi bahwa perlambatan ekonomi dapat mengurangi permintaan.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$ 2,20 atau 2% pada US$ 111,23 per barel pada 1348 GMT, setelah turun menjadi US$ 108,03 per barel pada awal sesi.
Sedangkan, harga minyak mentah WTI naik US$ 2,25 atau 2,1% menjadi US$ 108,01 per barel, setelah sebelumnya mundur ke US$ 104,56 per barel.
Kedua kontrak turun sekitar 3% pada hari Kamis, mengakhiri bulan lebih rendah untuk pertama kalinya sejak November.
Baca Juga: Ekonom Ini Prediksi Inflasi pada Juli 2022 Bisa Capai 4,5%
“Kami "masih melihat risiko terhadap harga karena condong ke sisi atas pada persediaan yang ketat, kapasitas cadangan yang terbatas dan respons pasokan non-OPEC+ yang diredam," kata Barclays dalam sebuah catatan.
Perusahaan Minyak Nasional Libya mengumumkan, force majeure pada hari Kamis di pelabuhan Es Sider dan Ras Lanuf serta ladang minyak El Feel. “Force majeure masih berlaku di pelabuhan Brega dan Zueitina,” kata NOC.
NOC menambahkan, produksi minyak telah mengalami penurunan tajam, dengan ekspor harian berkisar antara 365.000 dan 409.000 bph, penurunan 865.000 bph dibandingkan dengan produksi dalam "keadaan normal".
Di tempat lain, 74 pekerja minyak lepas pantai Norwegia di platform Equinor's Gudrun, Oseberg South dan Oseberg East akan mogok mulai 5 Juli, serikat pekerja Lederne mengatakan pada hari Kamis, kemungkinan menghentikan sekitar 4% dari produksi minyak Norwegia.
Pemerintah Ekuador dan para pemimpin kelompok adat pada hari Kamis mencapai kesepakatan untuk mengakhiri lebih dari dua minggu protes yang telah menyebabkan penutupan lebih dari setengah dari produksi minyak 500.000 barel per hari sebelum krisis.
Pada hari Kamis, kelompok produsen OPEC+, termasuk Rusia, setuju untuk tetap pada strategi produksinya setelah dua hari pertemuan. Namun, klub produser menghindari membahas kebijakan mulai September dan seterusnya.
Sebelumnya, OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus, naik dari rencana sebelumnya untuk menambah 432.000 bph per bulan.
Presiden AS Joe Biden akan melakukan perjalanan tiga kali ke Timur Tengah pada pertengahan Juli yang mencakup kunjungan ke Arab Saudi, mendorong kebijakan energi menjadi sorotan ketika Amerika Serikat dan negara-negara lain menghadapi kenaikan harga bahan bakar yang mendorong inflasi.
Biden mengatakan pada hari Kamis bahwa dia tidak akan secara langsung menekan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak untuk menahan lonjakan harga ketika dia melihat raja dan putra mahkota Saudi selama kunjungan bulan ini.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melambung, BPP Listrik PLN Naik Hingga Rp 23 Triliun
Sebuah survei Reuters menemukan bahwa OPEC memompa 28,52 juta barel per hari pada Juni, turun 100.000 barel per hari dari total revisi Mei.
Harga minyak diperkirakan akan tetap di atas $100 per barel tahun ini karena Eropa dan kawasan lain berjuang untuk melepaskan diri dari pasokan Rusia, jajak pendapat Reuters menunjukkan pada hari Kamis, meskipun risiko ekonomi dapat memperlambat kenaikan.
India memperkenalkan bea ekspor pada minyak gas, bensin dan bahan bakar jet pada hari Jumat untuk membantu menjaga pasokan domestik, sementara juga mengenakan pajak tak terduga pada produsen minyak yang telah diuntungkan dari harga minyak mentah global yang lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Harga Minyak Mentah Naik 2%, Dipanaskan Masalah Pasokan dari Libya dan Norwegia - Investasi Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment