Harga bahan bakar motor (BBM) jenis Pertalite dan Solar dikabarkan akan naik pada Kamis (1/9/2022). Hampir setiap SPBU di Karawang dipenuhi antrean kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.
Protes pun datang dari warga Kabupaten Karawang. Driver ojek online di Karawang, Akbar Solehudin (23) mengatakan, tarif ojek online memang naik seiring naiknya harga BBM. Namun, ia mengaku tetap akan kekurangan penghasilan.
"Biasanya kita juga naik, tapi itu nggak langsung, sekitar tiga hari kemarin tarif ojek online naik, tapi kenaikan itu mengikuti kenaikkan harga Pertamax yang sudah naik sejak beberapa minggu lalu," kata Akbar, saat ditemui di SPBU Telukjambe, Karawang, Rabu (31/7/2022) malam.
Diterangkan Akbar, jika Pertalite naik, ia tak tahu pasti kapan tarif ojek online naik. Sedangkan hari pertama sejak harga BBM naik akan langsung berdampak pada penghasilannya.
"Kemarin begitu, hari pertama kita saja sudah kesulitan. Rata-rata hasil tarikan per hari kalau normal itu mencapai Rp 100-150 ribu per hari, sedangkan di hari pertama Pertamax naik kemarin tarif kita kan nggak langsung naik, jumlah tarikan justru turun, cuma dapat Rp 50 ribu," ungkap Akbar.
Tak hanya dibebankan biaya membeli BBM, Akbar mengungkap biaya aplikasi perusahaan juga membebaninya.
"Selain pemotongan perusahaan itu yang 20 persen, ada potongan biaya layanan dan asuransi, kalau ditotal mungkin potongan mencapai 40 persen. Jadi, kalau kita narik dengan tarif Rp 15 ribu, yang jadi bagian kita cuma Rp 9.600," kata dia.
Akbar berharap jika harga BBM akan naik, pemerintah bisa mengkaji ulang dan mempertimbangkan dampak lebih awal.
"Pemerintah seharusnya mengkaji lebih awal dampaknya akan seperti apa, harapan saya untuk perusahaan juga. Tolong perbanyak insentif semacam rewads untuk kami, jangan hanya menambah biaya potongan saja," harapnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Komunitas ojek online Gograb Lintas Karawang Kosmoyogi menuturkan, kenaikan harga BBM tak hanya berimbas pada driver, tapi juga berimbas pada usaha lain yang menggunakan fasilitas ojek online.
"Bukan hanya driver pengantar orang, tapi kenaikkan juga berimbas pada usaha kecil seperti oder makanan dan barang online, yang mayoritasnya mereka para pengusaha rumahan atau usaha kecil," ungkap Yogi, saat dihubungi Detik Jabar.
Yogi menjelaskan, pihak perusahaan memang akan menaikkan tarif seiring naiknya harga BBM. Namun, imbas dari kenaikkan akan berlangsung cukup lama.
"Pengusaha kecil yang menggunakan jasa ojek online tentu kesulitan. Misal penjual makanan yang harga awalnya Rp 20 ribu termasuk ongkir (ongkos kirim). Tentu sekarang mereka nggak bisa membanderol dengan harga segitu, karena ongkos ojeknya juga naik," kata dia.
Dengan demikian, kata Yogi, naiknya harga makanan tentu akan mengurangi jumlah pemesan (costumer). "Costumer tentu akan berpikir ulang, lebih baik mereka keluar jalan sendiri daripada beli di online harganya mahal," imbuhnya.
Yogi menuturkan, menganai kenaikkan harga BBM, pihaknya saat ini sedang berkomunikasi dengan Asisten Manager perusahaan.
"Saat ini saya sedang berkomunikasi dengan perusahaan, karena kami juga tak hanya didesak driver, tapi juga para e-commerce. Apa lagi ojek mobil, itu yang paling berdampak," pungkasnya.
(orb/orb)Curhat Warga Karawang soal Harga BBM - detikcom
Read More
No comments:
Post a Comment