TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak anjlok sebanyak 5 persen ke level terendah sejak Januari pada perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot US$ 4,75.
Harga minyak WTI turun 5,7 persen menjadi US$ 78,74 per barel di New York Mercantile Exchange. Untuk minggu ini, harga acuan minyak mentah Amerika turun 7,1 persen.
Sedangkan minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun US$ 4,31 atau 4,8 persen. Harga Brent ditutup di posisi US$ 86,15 per barel di London ICE Futures Exchange. Untuk minggu ini, harga acuan minyak global anjlok 5,7 persen.
Penurunan harga minyak terjadi lantaran pasar khawatir terhadap pengetatan bank sentral yang agresif. Kondisi ini diyakini dapat menyebabkan resesi dan merugikan permintaan energi. Selain itu, nilai tukar dolar Amerika mencapai posisi terkuatnya dalam lebih dari dua dekade.
Harga minyak turun selama empat pekan berturut-turut. Harga minyak secara teknis berada di wilayah oversold dengan WTI di jalur penyelesaian terendah sejak 10 Januari dan Brent untuk terendah sejak 14 Januari.
Seiring dengan kondisi ini, pasokan bensin dan solar Amerika juga turun lebih dari 5 persen. "(Harga) Minyak jatuh karena kekhawatiran pertumbuhan global mencapai mode panik mengingat komitmen bank-bank sentral untuk memerangi inflasi," kata analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA, Edward Moya, seperti dikutip Reuters.
Tampaknya, kata dia, bank-bank sentral tetap agresif menaikkan suku bunga. Situasi ini akan melemahkan aktivitas ekonomi dan prospek permintaan minyak mentah jangka pendek.
Adapun dolar Amerika mencapai penguatan tertinggi sejak Mei 2002. Dolar yang kuat mengurangi permintaan minyak karena membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Dolar menguat dan menekan komoditas berdenominasi dolar, seperti minyak. Ini menciptakan kekhawatiran atas resesi global yang akan datang karena bank-bank sentral menaikkan suku bunga," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
ANTARA
Baca: Rupiah Kian Tertekan Hingga Tembus 15.000-an per Dolar AS, Gubernur BI: Mestinya Menguat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Harga Minyak Dunia Anjlok di Level Terendah Sejak Januari, Apa Penyebabnya? - Bisnis Tempo.co
Read More
No comments:
Post a Comment