Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara tetap merangkak naik di tengah banyaknya sentimen negatif yang membayangi pergerakan pasir hitam. Pada perdagangan Kamis (24/11/2022), harga batu bara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 356,65 per ton. Harganya menguat tipis 0,15%.
Kenaikan kemarin memperpanjang tren positif pasir hitam yang harganya selalu menguat sejak Kamis pekan lalu. Dalam enam hari tersebut, harga batu bara melesat 12,8%.
Dalam sepekan, harga batu bara melambung 11,5% secara point to point. Harga pasir hitam ambles 7% sebulan tetapi masih melesat 94,4% setahun.
Penguatan batu bara kemarin terjadi di tengah banyaknya sentimen negatif mulai dari melandainya harga gas, kenaikan produksi di sejumlah negara, hingga kenaikan kasus Covid-19 di China.
Faktor penopang batu bara lebih pada proyeksi meningkatnya penggunaan energi karena suhu yang mulai dingin di sejumlah kawasan, terutama Eropa. Faktor lainnya adalah rencana paket sanksi kesembilan terhadap Rusia sebagai tanggapan atas serangan Moskow terhadap Ukraina.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa (UE) tengah mempersiapkan paket sanksi kesembilan terhadap Rusia sebagai tanggapan atas serangan Moskow terhadap Ukraina. Von der Leyen tidak memberikan perincian lebih banyak mengenai isi paket sanksi tersebut.
"Kami bekerja keras memukul Rusia secara menyakitkan untuk menumpulkan lebih jauh lagi kemampuannya mengobarkan perang di Ukraina dan saya mengumumkan hari ini kami bekerja dengan kecepatan penuh pada paket sanksi kesembilan," kata von der Leyen dalam konferensi pers selama kunjungan ke Finlandia, Kamis (24/11/2022).
Paket sanksi tersebut dikhawatirkan bisa semakin mengganggu lalu lintas perdagangan dan stabilitas pasokan komoditas, termasuk energi.
Kendati belum jelas, gertakan Uni Eropa sudah ikut menopang pergerakan batu bara di tengah anjloknya harga gas. Pergerakan harga batu bara sejak Juli 2022 kerap mengekor harga gas. Batu bara adalah sumber energi alternatif untuk gas sehingga harganya saling mempengaruhi.
Namun, kondisi tersebut tidak berlaku kemarin. Harga gas akhirnya turun setelah empat hari terus menguat. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) turun 4,5% sehari pada perdagangan kemarin ke 123,79 euro per megawatt-jam (MWh).
Melandainya harga gas, terutama dipicu oleh keputusan menteri-menteri energi Uni Eropa untuk menunda proposal pembatasan harga gas sebesar 275 euro per MWh menjadi pertengahan Desember.
Harga gas Eropa sempat melonjak karena adanya gangguan pengiriman hingga ancaman Gazprom untuk menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui Ukraina.
Sementara itu, produksi batu bara di India dan China melonjak. Kenaikan produksi ini setidaknya mengurangi kekhawatiran terkait pasokan.
India memproduksi 448 juta ton pada Oktober 2022, melonjak 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan kenaikan produksi batu bara ini, pasokan batu bara di pembangkit India bisa ditingkatkan menjadi 45 juta ton hinga Maret 2023. Impor juga diharapkan bisa ditekan dengan lonjakan produksi.
Sementara itu, produksi batu bara China pada Oktober mencapai 370 juta ton atau naik 1,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produksi batu bara China pada Januari-Oktober 2022 mencapai 3,69 miliar ton atau naik 10%. Kenaikan produksi membuat mereka bisa menekan impor hingga 10,5% pada periode tersebut.
Impor China juga diperkirakan akan terus melambat karena semakin ketatnya pembatasan mobilitas setelah kasus Covid-19 kembali melonjak. Pada Rabu (23/11/2022), China melaporkan tambahan kasus lokal sebanyak 31.444 atau tertinggi sejak 13 April 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Batu Bara Akhirnya Naik, Tapi Tipis
(mae/mae)
Diterjang Sentimen Negatif, Harga Batu Bara Tetap Nanjak! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment