Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Pardjuni memperkirakan bahwa menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru harga daging ayam ras bakal mengalami kenaikan. Namun, yang masih menjadi kekhawatiran, kenaikan tersebut masih belum sesuai dengan yang diharapkan para peternak ayam.
"Akan ada kenaikan lagi, biasanya memang hanya pas momen itu saja. Tapi itu pun juga kalau kita hitung dari sisi supply bibit masuk ke dalam pemeliharaan semua mungkin tidak juga akan bagus," ujar Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Senin (14/11/2022).
Pardjuni mengatakan, saat ini harga daging ayam ras di tingkat peternak hanya bisa bergerak di kisaran kurang lebih Rp 17 ribu per kilogram, sementara harga acuannya saat ini sudah naik di Rp 21-23 ribu per kilogram.
"Jadi masih jauh. Tapi kenaikan di hari Natal dan Tahun Baru kemungkinan masih bisa terkontrol, karena ada cold storage," ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional pada 14 November, harga daging ayam ras di tingkat nasional naik tipis sebesar 0,03% menjadi Rp 33.850 per kilogram dari sebelumnya Rp 33.840 per kilogram.
Belum Sesuai Harapan
Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Pardjuni menyampaikan bahwa pasokan dari daging ayam ras di pasaran saat ini masih over atau berlebih, sehingga harga yang dijual di pasaran saat ini masih jauh dengan yang diharapkan para peternak ayam.
"Daging ayam ini masih jauh dari acuan, dan belum naik seperti yang kita harapkan. Jadi posisi supply ayam ini sebenarnya masih over," jelas Pardjuni.
Kemudian, sempat terjadi kerugian besar pada bulan Agustus hingga Oktober yang menyebabkan para peternak mengurangi populasinya sebagian. Hal ini yang menjadi kemungkinan dari kenaikan harga daging ayam ras, karena jumlah yang dipanen lebih sedikit dari yang sebelumnya.
"Kemarin kan kita ini sempat bulan Agustus, September, Oktober merugi besar, kemudian peternaknya ini mengurangi populasi sebagian. Nah akhirnya yang panen di minggu ke tiga ini sampai dengan awal Desember kemungkinan harganya naik karena jumlah yang dipanen lebih sedikit," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi menyampaikan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik juga yang menyebabkan kenaikan dari harga daging ayam ras di pasaran.
"Memang di dalam Perbadan nomor 5 tahun 2022 menyikapi bahwa biaya produksi, biaya transportasi dan logistik juga (diperhitungkan). Berdasarkan data itu lah disesuaikan dengan peraturan Bapanas, karena Bapanas memantau dan menjaga stabilitas supply dan harga di tingkat konsumen secara nasional," ujar Musbar.
"Karena sesuai Perpres Pak Jokowi, sembilan bapok penting itu diperhatikan diatur oleh pemerintah, supaya industri pertanian dan peternakan di dalam negeri bisa tetap hidup, tidak ikut tergerus oleh kondisi resesi dan geopolitik yang sedang terjadi," lanjut Musbar.
Menurut Musbar, negara harus tetap swasembada pangan, sehingga keberlangsungan hajat hidup masyarakat serta industri pertanian dan perunggasan harus dijaga pemerintah.
Musbar menyampaikan komitmennya, "Aksi ambil untung sepihak jangan sampai terjadi, kita harus lebih memperhatikan juga kondisi masyarakat. Kami tetap pegang komitmen di sana".
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Ayam dan Telur To The Moon, Pecah Rekor Lagi
(hoi/hoi)
Siap-Siap! Peternak Warning Harga Daging Ayam Siap Nanjak - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment