Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus terbang. Proyeksi kenaikan permintaan serta meningkatnya harga gas Eropa melambungkan harga batu bara hingga kembali menyentuh level psikologis US$ 400 per ton.
Pada perdagangan Selasa (6/12/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 401,95 per ton. Harga pasir hitam melonjak 2,47% dibandingkan hari sebelumnya.
Kenaikan tersebut membawa harga batu bara kembali ke level psikologis US$ 400 untuk pertama kalinya sejak 12 Oktober atau hampir dua bulan.
Penguatan juga memperpanjang tren positif yang sudah berlangsung sejak Jumat pekan lalu atau tiga hari terakhir. Selama tiga hari tersebut, batu bara menguat 6,9%.
Dalam sepekan, harga batu bara juga melonjak 7,6 % secara point to point. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara terbang 20,2% sementara dalam setahun melonjak 177,97%.
Kembalinya harga batu bara ke level US$ 400 membuktikan jika pasir hitam adalah komoditas yang paling dicari pada tahun ini. Sepanjang tahun ini, harga batu bara sempat melorot beberapa periode tetapi pada akhirnya mampu kembali menembus US$ 400 per ton.
Harga batu bara terbang ke level US$ 400 per ton pada awal Maret 2022 setelah perang Rusia-Ukraina meletus. Harga batu bara sempat melandai tetapi kembali tembus US$ 400 per ton pada Juli setelah India diterpa krisis energi.
Keputusan Rusia memangkas aliran gas ke Eropa ikut melambungkan harga batu bara pada periode tersebut.
Harga batu bara sempat terpental dari level US$ 400 pada awal Agustus tetapi kembali memanas dan balik ke level US$ 400 berbarengan dengan berlakunya larangan impor batu bara Rusia oleh Uni Eropa.
Harga batu bara sempat melandai kembali sejak awal Oktober tetapi kembali ke level US$ 400 per ton kemarin.
Kembali menukiknya harga batu bara kemarin ditopang kenaikan harga gas dan proyeksi suhu yang lebih dingin di beberapa bagian Eropa pada musim dingin tahun ini.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melandai 2,8% kemarin ke 138,49 euro per megawatt-jam (MWh). Batu bara adalah sumber energi alternatif untuk gas sehingga harganya kerap terdampak kenaikan gas.
Harga gas kembali naik karena penggunaan listrik diproyeksi meningkat sejalan dengan jatuhnya suhu di Eropa. Kenaikan penggunaan listrik tersebut akan mengikis pasokan gas dari sebelumnya 95% kini menjadi 91%.
Outlook cuaca menunjukkan suhu di sebagian kawasan Eropa akan turun drastis dalam dua pekan ke depan karena adanya hembusan angin dari kutub utara.
Suhu di Inggris dan wilayah Nordik seperti Swedia dan Norwegia akan jatuh ke titik beku. Hanya wilayah Iberia dan Eropa bagian mediterania lebih hangat, termasuk Spanyol dan Italia.
Suhu yang dingin ini mulai menimbulkan kekhawatiran jika pasokan gas akan berkurang drastis untuk beberapa pekan ke depan. Kondisi ini membuat harga gas dan batu bara melambung.
"Dengan suhu yang lebih dingin maka harga gas diperkirakan masih akan tinggi beberapa minggu ke depan," tutur Ole Hansen, head of commodity strategy Saxo Bank A/S, dikutip dari Bloomberg.
JPMorgan Chase & Co bahkan memprediksi harga gas masih akan tinggi pada tahun depan. Rata-rata harga gas akan ada di kisaran 155 euro per MWh pada tahun depan. Harganya akan mencapai puncak pada kuartal I-2023 di kisaran 175 euro.
Selain perkembangan di Eropa, kembali meningkatnya harga batu bara juga ditopang oleh pemulihan ekonomi India yang sangat cepat. Pemulihan tersebut akan meningkatkan permintaan batu bara sehingga harganya terdongrak.
Pelaku usaha baja India tengah mengajukan pembebasan bea masuk batu bara kokas. Pembebasan bea masuk diharapkan semakin menggenjot aktivitas industri baja di India.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Gak Ada Matinya, Harga Batu Bara Melonjak Lagi Hampir 3%
(mae/mae)
Breaking News: Harga Batu Bara Terbang, Tembus US$ 400 Lagi - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment