Harga tahu di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, naik 25 persen dari Rp400 menjadi Rp500 per potong pada Kamis (8/12).
Kenaikan harga tahu ini terjadi karena harga kedelai yang tinggi. Bahkan, perajin pun sempat demo berhenti produksi. Pedagang pun baru menjual kembali tahu per hari ini.
"Dari produsen harga naik. Sekarang jadi Rp500, naik Rp100 per biji," ujar Burhanudin (36), salah satu penjual tahu di pasar tersebut kepada CNNIndonesia.com.
Ia mengatakan kenaikan harga ini membuat pembeli protes. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena dari perajin pun sudah naik.
Penjual tahu lainnya bernama Yunus juga mengatakan hal serupa. Ia mengaku baru menjual kembali olahan kedelai itu hari ini setelah ikut 'puasa' jualan.
"Iya baru sekarang jualan lagi," katanya.
Sementara itu, di Pasar Warung Buncit, Jakarta Selatan, harga tahu tetap dijual seharga Rp500 per biji. Namun, ukurannya dibuat lebih mungil.
Di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, pedagang juga baru kembali menjual tahu per hari ini.
"Kemarin satu hari enggak jualan. Ini (tahu) Rp5.000 per 10 biji. Harga normal, cuma ukuran dikecilin," ujar Agus (34), seorang pedagang di Pasar Warung Buncit.
Imbas harga kedelai yang mahal itu, ia mengaku harga tempe juga naik dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per papan.
Ia pun membenarkan para perajin sempat mogok produksi karena harga kedelai yang mahal itu. "Katanya kemarin pabriknya pada demo," ucap Agus.
Secara terpisah, Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan pemerintah terus memantau ketersediaan pasokan dan kestabilan harga kedelai sejak awal tahun ini.
Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan telah melaksanakan program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe sebesar Rp1.000 per kilogram (kg) melalui penugasan kepada Bulog.
"Bulog ditugaskan untuk melakukan pengadaan dan penyaluran kedelai melalui Gakoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) sejak April-Juli 2022 dan diperpanjang hingga akhir Desember 2022," ujar Kasan.
Kemendag juga telah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga teknis lainnya serta pemerintah daerah (pemda) dalam memperluas dan meratakan cakupan perpanjangan program tersebut dengan memfasilitasi perajin tahu dan tempe di setiap wilayah untuk menghubungi koperasi produsen tempe tahu Indonesia (KOPTI).
Selain itu, KOPTI yang berada di luar Gakoptindo juga dapat bergabung dan turut menikmati manfaat program pemberian bantuan kedelai.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan kelanjutan pemberian subsidi Rp1.000 per kg kedelai untuk perajin tahu dan tempe tahun depan.
Bahkan, ia menyebut subsidi kedelai itu bisa saja ditambah. Terlebih, saat ini harga kedelai masih mahal.
"Kalau angkanya memang perlu ditambah, ya ditambah. Kalau (perlu) dihilangkan, ya hilangkan," ujar Arief di Superindo Intercon.
Ia menyebut saat ini pemerintah menyediakan alokasi subsidi sebesar 200 ribu ton kedelai per bulan. Namun, realisasinya hanya 20 ribu hingga 25 ribu ton saja.
Menurut Arief, hal itu terjadi karena proses seleksi penerima subsidi tidak dilakukan sembarangan.
"Ini subsidi loh ya. Subsidi kan perlu dipertanggungjawabkan, by name, by address, siapa itu divalidasi," kata dia.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung harga kedelai yang tinggi terjadi karena di negara asal ekspor saat ini tengah menunggu panen. Selain itu, harga kedelai tinggi juga karena nilai tukar rupiah masih lemah dibanding dolar AS.
Oleh karena itu, ia yakin setelah musim panen harga kedelai bisa kembali terjangkau. Pemerintah pun berjanji kan melakukan intervensi agar harganya terkendali.
"Kalau ada kesempatan, nanti ada intervensi harganya bisa lebih baik. Itu kan lebih baik untuk perajin tahu tempe," ujar Arief.
(mrh/sfr)Harga Tahu Naik 25 Persen per Potong di Jakarta - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment