Jakarta, CNBC Indonesia - Luar biasa. Itu mungkin yang bisa menggambarkan pergerakan harga batu bara.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 128,4/ton. Melonjak 1,7% dan menyentuh titik tertinggi sejak 19 Januari 2011 atau lebih dari 10 tahun lalu.
Mantapnya lagi, harga si batu hitam terus-menerus naik seolah tanpa kenal lelah. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini naik 4,67% dan selama sebulan ke belakang meroket 17,58%.
Selain China, ternyata permintaan batu bara di Jepang dan Korea Selatan juga meningkat. Jelang musim panas, kebutuhan energi meningkat karena penggunaan penyejuk ruangan. Energi listrik di negara-negara itu masih banyak yang menggunakan pembangkit batu bara.
Pada Mei 2021, Refinitiv mencatat impor batu bara Jepang 12,88 juta ton. Bulan ini, impor batu bara oleh Negeri Matahari Terbit sudah mencapai 13,72 juta ton, sudah lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya.
Sementara impor batu bara Korea Selatan pada Mei 2021 adalah 9,33 juta ton. Bulan ini, impor tercatat 9,18 juta ton.
Impor Batu Bara Jepang dan Korea Selatan (Sumber: Refinitiv)
|
Tren kenaikan harga batu bara menjadi berkah bagi emiten di Bursa Efek Indonesia. Harga saham sejumlah emiten produsen batu bara melonjak tajam.
Dalam sebulan terakhir, harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melesat 5,56%. Selama periode yang sama, harga saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) meroket 10,4% dan PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 1,14%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Harga Batu Bara Naik Lagi, Tertinggi dalam 10 Tahun! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment