Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali bergerak liar pada perdagangan Kamis kemarin, naik dan turun cukup tajam dalam waktu singkat. Pergerakan yang sama terjadi sejak Selasa lalu, alhasil harga emas Antam stagnan pada perdagangan Jumat (25/6/2021).
Melansir data dari logammulia.com, emas Antam satuan 1 gram hari ini dibanderol RP 932.000/batang, sama persis dengan harga kemarin. Emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dijual Rp 87.412.000/batang atau Rp 874.120/gram.
Naik turun harga emas Antam sangat dipengaruhi pergerakan harga emas dunia. Pada perdagangan Kamis, harga emas dunia melemah 0,2% ke US$ 1.775,18/troy ons, setelah sebelumnya sempat menguat ke US$ 1.787,71/troy ons.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 516.000 | Rp 1.032.000 |
1 Gram | Rp 932.000 | Rp 932.000 |
2 Gram | Rp 1.804.000 | Rp 902.000 |
3 Gram | Rp 2.681.000 | Rp 893.667 |
5 Gram | Rp 4.435.000 | Rp 887.000 |
10 Gram | Rp 8.815.000 | Rp 881.500 |
25 Gram | Rp 21.912.000 | Rp 876.480 |
50 Gram | Rp 43.745.000 | Rp 874.900 |
100 Gram | Rp 87.412.000 | Rp 874.120 |
250 Gram | Rp 218.265.000 | Rp 873.060 |
500 Gram | Rp 436.320.000 | Rp 872.640 |
1000 Gram | Rp 872.600.000 | Rp 872.600 |
Naik turunnya harga emas dunia belakangan ini terjadi akibat kebingungan pasar mengenai kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Pada pekan lalu, The Fed memberikan proyeksi suku bunga akan naik dua kali di tahun 2023, bahkan ada kemungkinan naik di tahun 2022.
Tetapi di pekan ini, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga hanya karena inflasi yang sedang tinggi saat ini.
"Kami tidak akan menaikkan suku bunga hanya karena kekhawatiran kemungkinan percepatan laju inflasi. Kami akan menunggu lebih banyak bukti mengenai inflasi. Percepatan laju inflasi saat ini belum mencerminkan ekonomi secara keseluruhan, tetapi adalah efek langsung dari reopening," jelas Powell.
Tetapi Rabu lalu, dua pejabat teras bank sentral AS (The Fed), Raphael Bostic (Presiden The Fed Atlanta) dan Michelle Bowman (Anggota Dewan Gubernur The Fed), menyatakan tekanan inflasi boleh saja cuma sementara. Namun dampaknya akan terasa dalam waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
"Berbagai data terbaru membuat saya memajukan proyeksi (perkiraan kenaikan suku bunga acuan). Saya memperkirakan suku bunga sudah perlu naik pada akhir 2022. Meski temporer, tekanan inflasi akan terjadi dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan. Bukan hanya 2-3 bulan tetapi bisa 6-9 bulan," ungkap Bostic, sebagaimana diwartakan Reuters.
"Saya setuju bahwa tekanan inflasi disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan peningkatan permintaan akibat pembukaan kembali aktivitas masyarakat (reopening). Jika situasi sudah lebih stabil, lebih seimbang, tekanan ini memang akan berkurang. Namun saya sulit memperkirakan kapan itu terjadi, yang jelas akan memakan waktu," tambah Bowman, juga dikutip dari Reuters.
Pernyataan keduanya kembali memunculkan spekulasi The Fed akan melakukan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) dalam waktu dekat. Selain kenaikan suku bunga, tapering juga merupakan musuh utama emas yang membuat harganya merosot.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
Emas Dunia Tak Jelas Mau ke Mana, Harga Emas Antam Mager - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment