Jakarta, CNBC Indonesia - Nikel tampaknya sudah nyaman berada di level tertinggi sejak 2011. Secara tidak langsung, ada andil Rusia dalam pencapaian level harga nikel saat ini.
Pada Jumat (21/1/2021) pukul 14.07 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 23.795/ton, naik 0,23% dibandingkan harga penutupan kemarin.
"Reli harga nikel kemungkinan didorong oleh prospek permintaan yang kuat dan kekhawatiran pasokan," kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
Persediaan terus turun sejak 2021 membuat pasokan menjadi langka di pasar. Sesuai dengan teorinya, saat barang langka, maka barang tersebut akan semakin langka.
Penyebab kondisi ini adalah permintaan yang tinggi tidak dibarengi oleh produksi yang cukup. Sehingga, jumlah yang diserap lebih banyak dibanding refill nikel di gudang penyimpanan.
Persediaan nikel di gudang yang dipantau bursa logam London (LME) berada pada titik terendah sejak 2019 yaitu di 94.830 ton. Jumlah ini sudah turun 64,16% dari titik tertinggi pada April 2021 yaitu sebesar 264.606 ton.
Sedangkan di gudang yang dipantau bursa berjangka Shanghai (ShFE), persediaan mendekati rekor terendah yang disentuh pada Agustus yaitu 4.711 ton.
Pasokan nikel masih ketat saat ini karena kedatangan nikel di pelabuhan konsumen utama China masih jauh dari ekspektasi. Sementara pekan ini kedatangan nikel murni di pasar masih akan terbatas. Akibatnya, persediaan tidak akan meningkat signifikan.
Sementara itu ketegangan geopolitik yang berkecamuk di Rusia membuat investor ketar-ketir terhadap pasokan global yang sudah langka. Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mengancam menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika nekat menyerang Ukraina.
Sanksi ini yang menurut Alastair Munro, seorang pialang di Marex, yang akan memperburuk pasokan nikel di pasar.
Asal tahu saja, Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengac data Statista. Sehingga pengaruhnya besar terhadap pergerakan harga nikel dunia.
Dari sisi permintaan, pabrik-pabrik baja tahan karat (stainless steel) terus membeli nikel untuk persediaan jelang tahun baru imlek. Sehingga persediaan di pasar diperkirakan akan anjlok
Namun ke depan, permintaan dari kendaraan listrik akan memenuhi pesanan nikel.
"Stok nikel di gudang LME sedang ditarik karena dapat digunakan untuk membuat nikel sulfat untuk baterai yang digunakan pada kendaraan listrik," kata analis ING Wenyu Yao.
Goldman Sachs memprediksi akan terjadi defisit nikel lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Bank investasi tersebut memperkirakan defisit nikel akan mencapai 30.000 ton. Sementara itu, Fitch memprediksi defisit nikel akan mencapai 274.000 ton.
Sekadar informasi, defisit pasokan terjadi saat pasokan tidak dapat memenuhi permintaan atau konsumsi.
Wisdom Tree Nitesh Shah memprediksi harga nikel bisa mencapai US$ 25.000/ ton tahun ini.Lainnya, Fitch Solution memperkirakan rata-rata harga nikel tahun 2022 akan berada di level US$ 17.000/ton.
[Gambas:Video CNBC]
(ras)
Rusia Biang Kerok Harga Nikel Mengangkasa, Kok Bisa? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment