Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melonjak 10,08% pada pekan lalu. Harga si batu hitam diperkirakan masih akan menguat karena perang Rusia-Ukraina belum mereda serta karena tingginya permintaan.
Pada perdagangan Jumat (25/3/2022), harga batu bara untuk kontrak Mei memang ditutup melemah 4,26% ke US$ 264,2/ton. Namun, sepanjang Selasa-Kamis (22-24 Maret 2022), harga batu bara dalam tren kenaikan setelah melewati periode negatif.
Dalam sepekan, harga batu bara naik 10,08% point to point. Sementara dalam sebulan masih menguat 5,05% dan 177% dalam setahun.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan kenaikan batu bara pada pekan lalu salah satunya didorong permintaan yang cukup besar dari India dimana mereka membeli dalam jumlah yang cukup besar untuk menjaga pasokan dalam negeri.
"Hal yang sama juga di lakukan oleh China di mana adanya peningkatan permintaan untuk pasokan dalam negeri," tutur Mamit, kepada CNBC Indonesia.
Kementerian Batu Bara India, Rabu (23/3/2022), mengatakan permintaan batu bara di India diperkirakan akan meningkat 63% menjadi 1,5 miliar ton pada 2030.
Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakan kenaikan harga batu bara pada pekan lalu disebabkan kekhawatiran akan tambahan sanksi kepada Rusia, termasuk dilarangnya impor minyak dari Rusia. Kondisi ini membuat harga minyak melambung dan turut mendongrak harga batu bara.
"Faktor lain karena zero covid policy, ada pembatasan mobilitas lagi yang menyulitkan untuk meningkatkan produksi," tutur Zuhdi, kepada CNBC Indonesia.
Seperti diketahui, China memberlakukan lockdown setidaknya di 20 provinsi seiring meningkatnya kasus Covid-19. Di antara wilayah yang menerapkan lockodwn adalah pusat bisnis Shanghai serta Provinsi Tangshan yang memiliki salah satu pelabuhan batu bara terbesar.
"Permintaan masih cukup tinggi karena perekonomian global semakin tumbuh. Konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai dan cenderung panas membuat pasar masih dalam posisi khawatir akan terganggunya pasokan," tuturnya.
Senada, Zuhdi juga memperkirakan harga batu bara berpotensi bergerak naik jika ketegangan geopolitik terus berlanjut. Sebagai informasi, di tengah masih tingginya konflik Rusia-Ukraina, Moskow kini bersitegang dengan Azerbaijan. Rusia menuduh Azerbaijan melanggar perjanjian gencatan senjata dengan memasuki zona misi penjaga perdamaian Rusia di wilayah Nagorno-Karabakh.
"Harga batu bara tidak bisa dilihat dari fundamental saja tapi banyak faktor spekulasi juga. Batubara masih berpotensi untuk naik tergantung dengan movement oil, geopolitik tension, sama produksi untuk ekspor di China dan Australia," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(mae/mae)
Minggu Lalu Naik 10%, Harga Batu Bara Siap Terbang Lagi? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment