Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih makin tenggelam. Pada Rabu (22/6/2022) pukul 15:10 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.823,66 per troy ons. Melemah 0,48%.
Melemahnya emas melanjutkan tren negatif yang sudah berlangsung sejak akhir pekan lalu atau dalam empat hari terakhir. Dalam sepekan, harga emas sudah terkoreksi 0,5% point to point. Dalam sebulan, harga emas juga melemah 1,6%.
Analis dari OANDA Jeffrey Halley mengatakan pelemahan emas terjadi karena menguatnya dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan dollar AS akan membuat emas makin mahal sehingga emas kurang menarik.
Indeks dolar AS berhasil menguat terhadap 6 mata uang dunia. Pukul 15:35 WIB, terpantau si greenback terapresiasi sebanyak 0,21% ke 104,659.
"Emas bergerak melawan penguatan dollar AS sekarang ini. Emas butuh penggerak baru yang bisa mengubah tren tersebut," tutur Halley, seperti dikutip Reuters.
Halley menambahkan trader dan investor akan mencermati pidato Ketua Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di depan senat AS malam ini waktu setempat.
"Jika Powell kembali hawkish maka kita akan lihat dolar AS menguat dan yield surat utang pemerintah AS juga meningkat. Kondisi tersebut akan memperlemah harga emas," imbuhnya.
Analis pasar Reuters, Wang Tao, mengatakan emas kini tengah menguji titik support barunya di US$ 1.821 per troy ons. Namun, emas bisa terus melemah dan jatuh ke kisaran US$ 1.812 per troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Emas Naik Sih, Tapi Tipiiisss...
(mae/mae)
Sudah Turun Empat Hari, Harga Emas Masih Bisa Turun Lagi! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment