Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menggeliat setelah ambruk dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan Selasa (19/7/2022), harga batu kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 371 per ton. Melonjak 5,98% dibandingkan hari sebelumnya.
Penguatan batu bara tersebut mengakhiri tren pelemahan batu hitam yang berlangsung sejak Rabu pekan lalu. Secara keseluruhan, harga batu bara masih ambruk 15,4% dalam sepekan secara point to point.
Dalam sebulan, harga batu bara juga amblas 2,9% sementara dalam setahun masih melesat 141,4%.
Kembali menggeliatnya harga batu bara dipicu oleh kekhawatiran pasokan gas di Eropa menyusul ketidakpastian perbaikan jaringan gas Nord Stream 1. Jaringan gas milik perusahaan Rusia, Gazprom, tersebut sudah diperbaiki sejak 11 Juli dan direncanakan selesai pada Kamis pekan ini (21/7/2022).
Namun, Gazprom telah memberitahu kepada negara-negara Eropa jika mereka tidak bisa menjamin pasokan gas sesuai tepat waktu karena alasan "extraordinary".
Dilansir dari Reuters, Komisi Uni Eropa telah menyusun sejumlah skenario mengenai perbaikan pipa Nord Stream 1. Dalam skenario terburuk mereka, jaringan pipa gas akan selamanya terputus sehingga Uni Eropa membutuhkan sejumlah sumber energy alternatif, seperti batu bara.
"Kami tengah mengkaji sejumlah skenario. Salah satu skenario tersebut adalah kami harus memiliki rencana kontigensi jika gas tersebut tidak segera mengalir," tutur juru bicara Komisi Uni Eropa, seperti dikutip dari Reuters.
Rencana tersebut diharapkan bisa menghindarkan kawasan Eropa dari krisis listrik saat musim dingin mendatang.
"Tidak ada yang tahu akan seperti apa musim dingin mendatang. Semua orang menjadi khawatir," tutur Rudolf Juchelka, profesor ekonomi dari University of Duisburg-Essen in Germany, seperti dikutip dari The Global News.
Menyusul terpangkasnya pasokan gas melalui Nord Stream 1, sejumlah negara Uni Eropa telah mengumumkan akan mengoperasikan kembali pembangkit listrik batu bara mereka untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat musim dingin. Kondisi tersebut membuat permintaan batu bara meningkat sehingga harganya merangkak naik.
Gelombang hawa panas di Eropa serta keputusan negara-negara Uni Eropa untuk melarang impor batu bara dari Rusia mulai 10 Agustus mendatang juga menopang harga batu bara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Batu Bara Naik Lagi, Rekor Lagi! Gara-gara Indonesia...
(mae/mae)
Bangkit! Harga Batu Bara Melesat Nyaris 6% - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment