Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia naik pada awal pekan hari ini karena upaya terbaru regulator China untuk mencegah potensi krisis di pasar properti.
Pada Senin (18/7/2022) pukul 11.05 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.284,5/ton, naik 1,31% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Regulator China mendorong pemberi pinjaman untuk memberikan utang ke proyek properti yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko boikot pembeli. Para pembeli mengancam tidak membayar cicilan properti karena proyek yang tidak selesai.
Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) mengatakan bahwa bank harus memenuhi kebutuhan pembiayaan pengembang jika sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
CBIRC meyakini bahwa dengan upaya bersama semua kesulitan dan masalah akan diselesaikan dengan baik.
"(Harga logam turun) adalah penarikan risk-off karena kekhawatiran lebih banyak pengembang akan bangkrut. Pengembang di China mengalami reli bantuan ... jadi tebing proyek konstruksi dihindari untuk saat ini," kata seorang pedagang.
Konstruksi adalah konsumen terbesar tembaga. Sehingga adanya dorongan pinjaman untuk membangkitkan properti di China membuat pasar berekspektasi akan meningkatnya permintaan tembaga. Saat permintaan naik, harga pun mengikuti.
Menurut Wood Mackenzie, penggunaan terbesar tembaga terbesar adalah konstruksi dengan kontribusi sebesar 28%.
China sendiri adalahkonsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsinya mencapai 54% persen dunia. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Turun Lagi! Harga Tembaga Termurah dalam 17 Bulan
(ras)
China Bawa Kabar Baik, Harga Tembaga Melejit 1% - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment