Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia melemah pada perdagangan hari ini dibayangi oleh ancaman lockdown di China.
Pada Senin (11/7/2022) harga karet yang diperdagangkan di Bursa Berjangka Jepang ditutup di JPY 255,2/kg, melemah 0,2% dibandingkan harga penutupan kemarin.
China melaporkan 429 infeksi Covid-19 baru pada 10 Juli, di mana 94 di antaranya bergejala dan 335 tidak menunjukkan gejala, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada hari Senin. Sementara itu, Kota Shanghai telah menemukan kasus Covid-19 yang melibatkan subvarian baru Omicron BA.5.2.1.
"Kota kami baru-baru ini terus melaporkan lebih banyak kasus positif yang ditularkan secara lokal (Covid-19) dan risiko penyebaran epidemi melalui masyarakat tetap sangat tinggi," Zhao dari komisi kesehatan Shanghai memperingatkan.
Dia mengatakan penduduk di beberapa distrik utama Shanghai akan menjalani dua putaran tes Covid, mulai 12-14 Juli, dalam upaya untuk mengendalikan potensi wabah baru. Pasar menjadi khawatir atas temuan kasus tersebut di Shanghai karena bisa menyebabkan pengujian massal yang akan mengurangi permintaan karet sebagai komoditas industri.
China melawan penyebaran virus dengan prinsip nol Covid, lockdown bisa sewaktu-waktu diterapkan. Akibatnya prospek ekonomi China menjadi tidak pasti dan akan berpengaruh negatif terhadap permintaan komoditas untuk industri termasuk karet.
Pasalnya, China adalah konsumen karet terbesar di dunia. Mengacu data Statista, China mengkonsumsi 4,7 ton karet dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Minyak Bangkit, Harga Karet Terungkit
(ras/ras)
Naga-naganya China Mau Digembok Lagi, Apa Kabar Harga Karet? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment