Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia berada di dalam reli penguatan setelah sebelumnya bertahan di posisi harga terendah dalam setahun pada 15 Juli 2022 di US$ 19.385 per ton.
Penyebabnya adalah ancaman resesi setelah pasar menilai bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) akan agresif menaikkan suku bunganya setelah pengumuman inflasi yang tembus 9,1%, tercepat dalam 40 tahun terakhir.
Tetapi komentar dari pejabat The Fed ditambah dengan data yang menunjukkan aktivitas ekonomi bertahan dan prospek inflasi membuat pasar melihat The Fed tidak akan lebih agresif.
Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard mengatakan dia lebih suka bertahan dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin daripada langkah yang lebih besar. Senada dengan Bullard, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mendukung kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Setelah pernyataan kedua pejabat penting The Fed tersebut, ekspektasi pasar berubah. Tadinya yakin suku bunga naik hingga 100 bp berubah menjadi 75 bp.
Saat ekspektasi berubah, tren turun nikel selama sebulan lebih pun mereda dan kemudian mulai bangkit. Terlebih lagi saat pengumuman suku bunga diumumkan naik 75 bp yang sesuai dengan harapan pasar.
Mata uang dolar Amerika Serikat yang terus menjauhi puncaknya di level 108 menambah hawa positif bagi laju harga nikel dunia. Dollar Index (yang mengukur greenback dibandingkan dengan enam mata uang lainnya) berada di 105,45.
Dolar yang lebih rendah menjadi sentimen positif bagi nikel yang dibanderol dengan greenback. Sebab menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaan naik, harga mengikuti.
Pada perdagangan hari ini (2/8/2022) pukul 16:35 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 23.075 per ton, terkoreksi 2,12% dibandingkan harga penutupan kemarin. Meskipun demikian, telah naik 19% sejak posisi terendah sejak setahun lalu.
Harga nikel yang kembali naik akan menguntungkan Indonesia yang berkontribusi terhadap 31,4% hasil tambang nikel dunia. Lembaga riset Fitch Solution memperkirakan pertumbuhan produksi nikel Indonesia sebesar 10% pada 2022 menjadi 919 ribu ton.
Melesatnya harga nikel mampu meningkatkan nilai ekspor Indonesia selain karena volume pesanan yang meroket hingga 541,05%. Nilai ekspor nikel Indonesia pada periode Januari hingga Mei 2022 tercatat US$ 1,85 miliar atau Rp 27,7 triliun (kurs=Rp 15.000/US$). Jumlah ini melesat 419,38% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
Fitch Solution meyakini Indonesia akan sukses menjadi pemasok bahan baku baterai kendaraan listrik di Asia ke depan. Selain itu, Indonesia makin menegaskan peran strategis dalam membangun industri baterai kendaraan listrik dunia. Ini tercermin dari investasi yang masuk ke Indonesia dan kerja sama yang terjalin dengan perusahaan mobil besar dunia.
Hal tersebut juga tak lepas dari status Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. USGS mencatat cadangan nikel Indonesi1 mencapai 21 juta ton pada 2021.
Sumber: USG
Produksi dan Cadangan Nikel Dunia 2021 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Nikel Bangkit dari Kubur, Harganya Melambung Nyaris 5%!
(ras/ras)
Harga Nikel Meroket 19%, RI Dapat Rezeki! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment