Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menyebut hanya ada tiga wilayah di Indonesia yang harga berasnya tidak terlalu jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET). Daerah tersebut di antaranya NTB, Sulawesi Selatan, dan DI Yogyakarta.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Pangan Nasional (NFA), Rachmi Widiriani membeberkan data harga beras medium di tingkat konsumen per 24 Oktober 2022.
Data tersebut disajikan dalam bentuk infografis yang memuat peta wilayah RI yang ditandai dengan 3 kategori warna. Warna itu menunjukkan seberapa jauh jarak HET beras dengan rata-rata harga beras di kawasan tersebut.
"Nah kalau kita perhatikan berdasarkan perwilayahan, harga beras medium di tingkat konsumen ini seperti ini petanya. Saat ini hanya ada di NTB, kemudian Sulawesi Selatan, kemudian ada sedikit itu di Yogyakarta, itu warnanya masih hijau. Itu dibandingkan dengan HET beras medium," kata Rachmi dalam pemaparannya di acara diskusi dari Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA), Selasa (25/10/2022).
Warna hijau artinya, kenaikan harga beras di wilayah tersebut tertingginya di harga 5% dari HET yang berlaku. Untuk warna kuning, itu berarti kenaikan harganya di atas antara 5-20% HET. Sedangkan merah, menunjukkan harga beras mencapai diatas 20% HET.
"Tapi untuk Kepulauan Riau, kemudian Kalimantan, semua Indonesia Timur, ternyata sudah merah. Melampaui HET beras medium di konsumen, yang rata-rata kenaikan nya lebih dari 20% HET yang berlaku," lanjutnya.
Sedangkan untuk rata-rata nasional, harga beras medium RI berada di golongan warna kuning, dengan angka Rp 10.820 per kg. Sementara untuk harga tertingginya di Rp 13.510 per kg di Sumatera Barat, dan terendahnya Rp 9.690 per kg di Sulawesi Selatan.
Kondisi ini didorong peningkatan harga gabah. Rachmi menjelaskan, dalam musim gaduh seperti sekarang ini memang produksi beras menurun dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini, akan tetapi kualitas berasnya lebih baik. Pada masa ini, petani juga mendapatkan harga beras yang lebih baik.
"Memang musim gaduh produksi beras atau gabah bukan di titik tertingginya, tapi kualitasnya lebih bagus. Karena memang harusnya panas, pengisian bulirnya lebih padat atau full. Sehingga gabah dan beras yang dihasilkan lebih baik. Memang petani ini adalah masa-masa mereka mendapatkan harga yang baik," kata Rachmi.
Karena itulah, Rachmi mengatakan, pihaknya menemukan kenaikan harga bukan hanya di beras melainkan juga di gabah. Di mana harga gabah kering panen di tingkat petani mengalami peningkatan sekitar 13,5%, serta gabah kering giling naik sekitar 9,2%.
Infografis Harga Beras/NFA Foto: Infografis Harga Beras/NFA
|
Simak Video "Dua Mata Pisau Resesi Bagi Pengusaha"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)
3 Daerah dengan Harga Beras Masih Landai, Ada Tempat Tinggal Anda? - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment