Rechercher dans ce blog

Monday, October 3, 2022

Belum Ada Titik Terang Ekonomi Global, Harga Timah Turun 2,3% - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia terpantau kembali melemah pada sesi perdagangan hari di tengah memburuknya kondisi ekonomi global sehingga kekhawatiran resesi yang menyebabkan melemahnya permintaan timah dunia.

Harga timah di pasar logam dunia, London Metal Exchange (LME) pada Senin (3/10/2022), pukul 14:30 WIB tercatat US$ 20.160 per ton, anjlok 2,3% dibandingkan harga penutupan kemarin yakni US$ 20.634 per ton.


Harga timah hari ini kembali diperdagangkan di level US$ 20.000, angka ini tergolong masih berada dalam tren yang rendah dan merupakan level terendahnya sejak Janiari 2022. Harga timah semakin lesu sejak 3 bulan terakhir ini. Gejolak yang terjadi pasca perang membuat kondisi ekonomi global tertekan, sehingga melemahkan permintaan timah.

Prospek keseluruhan untuk permintaan logam secara global tetap suram, karena bank sentral di seluruh dunia memperketat kebijakan moneter mereka untuk mengekang kenaikan inflasi.

Inflasi dan suku bunga tinggi merupakan 'momok' bagi negara-negara global termasuk negara dengan konsumsi timah terbesar yakni China dan Amerika Serikat (AS).

China sendiri telah mengalami tekanan ekonomi yang begitu dalam akibat masih bergulat dengan pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas di China yang saat ini tengah menggaungkan strategi nol Covid-19 pada akhirnyasangat berdampak pada rantai pasokan timah dunia.

Pasalnya, China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista.

Persediaan timah di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) terus menumpuk. Berdasarkan pantauan Tim Riset CNBC Indonesia pada 30 September 2022 persediaan timah di gudang LME tercatat 5.075 ton, turun tipis 0,09% dari hari sebelumnya dan melesat 72,91%point-to-point(ptp) sejak awal bulan Juni lalu yakni sebesar 2.935 ton.

Kondisi ekonomi kian mengkhawatirkan, banyak ekonom yang telah memperkirakan bahwa dunia akan terjun bersama-sama ke jurang resesi pada 2023.

Setelah tren bullish selama hampir dua tahun di pasar timah, harga timah baru-baru ini berubah menjadi bearish. Didorong oleh pandemi, harga timah sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Berbagai sentimen negatif pasca perang Rusia-Ukraina pembeli khawatir akan kondiri ekonomi sehingga menyebabkan penurunan harga. Seperti banyak logam, timah tetap bergejolak untuk saat ini, setelah mencapai titik terendah pada bulan Juli.

Volatilitas pasar tentu saja melanda pasar timah sejak kuartal I hingga kuartal III tahun 2022. Dengan kekurangan energi yang sedang berlangsung dan keterbatasan manufaktur, timah akan menghadapi masalah sama dengan logam lainnya.

Sebagian besar logam industri menyaksikan perjalanan roller-coaster selama kuartal I-kuartal III 2022. Termasuk timah. Faktanya, timah mencapai titik terendah hampir 50% di bawah rekor puncaknya pada bulan Maret, ketika banyak pasar logam mencapai titik tertinggi. LME (London Metal Exchange) sendiri mengalami kejatuhan yang sangat parah di level US$ 20.000-an.

Para analis memperkirakan harga timah akan tetap berada dalam zona resistensi dengan permintaan China yang menyusut dan produksi pabrik peleburan yang terbatas telah berdampak pada pasokan logam global selama tiga bulan terakhir.

Kebijakan moneter yang ketat mendorong dolar AS untuk melaju pasca The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 3-3,25%, serta menegaskan sikap agresifnya. Dalam proyeksinya, FFR bisa sampai 4,4% akhir tahun ini.

Perkasanya dolar AS saat ini juga sulit membuat harga timah bangkit sebab harga timah yang di banderol dengan greenback akan membuat harganya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi di depan mata, pertumbuhan ekonomi global juga tampak goyah, mengancam permintaan logam industri termasuk timah maka harga pun akan terus lesu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Harga Logam Berguguran! Timah Ambruk Nyaris 5%


(aum/aum)

Adblock test (Why?)


Belum Ada Titik Terang Ekonomi Global, Harga Timah Turun 2,3% - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Lebih Murah dari Daihatsu Sigra, Harga Mobil Listrik DFSK Mini EV Mulai Rp 120 Juta Jika Kena Subsidi - MSN

Lebih Murah dari Daihatsu Sigra, Harga Mobil Listrik DFSK Mini EV Mulai Rp 120 Juta Jika Kena Subsidi © Disediakan oleh GridOto DFSK Mini ...